ekonomi

Strategi Scalping Crypto dengan Win Rate Tinggi, Kalimasada: Price Action Lebih Penting Dibandingkan Fundamental

Sabtu, 15 November 2025 | 13:00 WIB
Kalimasada (Tangkap Layar Akun youtube Akademi Crypto)

"Kalau risikonya terlalu tinggi pasti psikologismu bermasalah. Risikonya terlalu rendah, kamu nggak bisa grow. Risikonya pas, kamu bisa bertahan dan konsisten," lanjutnya.

Ia juga mengingatkan bahwa trader profesional paham tidak ada setup yang 100 persen profit.

Kunci konsistensi jangka panjang adalah Risk-to-Reward (RR) yang baik. Ia pribadi menyarankan RR minimal 1:2, atau bahkan lebih tinggi seperti 1:4 dan 1:5.

Memiliki trading plan yang mencakup titik entry, stop loss, dan target adalah hal wajib. Kalimasada memberikan analogi sepak bola untuk menggambarkan trader tanpa rencana.

"Itu sama aja kayak kamu main sepak bola, bolanya kamu masukin gawangmu sendiri," katanya.

Baca Juga: Dukung Jurnalisme Berkualitas Antihoaks, Forum Pemred Gelar Run For Good Journalism 2025

Ia juga menyarankan untuk tidak memaksakan trading ketika kondisi mental sedang tidak baik, misalnya sedang ada masalah pribadi, karena probabilitas kehilangan uang akan lebih besar.

Untuk alat dan pola spesifik, Kalimasada membagikan beberapa favoritnya. Ia mengaku telah melakukan riset bertahun-tahun dan menemukan bahwa 13 dan 21 EMA (Exponential Moving Average) pada daily chart adalah yang paling optimal.

Baca Juga: Bukan untuk Spekulasi, Timothy Ronald Jelaskan Filosofi Bitcoin sebagai 'Digital Gold' dan Aset Alternatif

Selain itu, ia sangat memperhatikan volume, menegaskan bahwa kenaikan harga yang sehat harus didukung oleh volume.

Jika harga naik namun volume tidak mendukung, ia menyebutnya sebagai artificial demand yang bertujuan menjebak trader ritel.

Terkait pola, ia secara khusus memperingatkan untuk tidak mempercayai flat horizontal breakout, yang sering ia anggap sebagai jebakan.

Menurutnya, strategi yang jauh lebih baik adalah menunggu retest. Ini adalah kondisi di mana harga break dari resistance, lalu kembali turun untuk menguji resistance tersebut (yang kini menjadi support) sebelum melakukan pembelian.

Pola breakout and retest ini, menurutnya, menawarkan risk-to-reward yang jauh lebih tinggi.

Untuk analisis yang lebih mendalam, Kalimasada menggabungkan price action dengan data derivatif seperti Open Interest, Cumulative Volume Delta (CVD), dan Liquidation Heatmaps.***

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB