ekonomi

WALHI: Pendanaan Transisi Energi Bersih Harus Tempatkan Masyarakat Adat Sebagai Penerima Manfaat

Rabu, 12 November 2025 | 07:23 WIB
Indonesia terus mematangkan rencana membangun reaktor nuklir untuk penggunaan energi bersih dan damai. RI tercatat punya 3 reaktor nuklir. (BRIN)
KONTEKS.CO.ID – Manajer Kampanye Hutan dan Kebun WALHI, Uli Arta Siagian, menekankan peralihan dari energi fosil ke energi bersih harus disertai pendanaan yang berkeadilan. 
 
Tropical Forest Forever Facility (TFFF), pendanaan guna memulihkan hutan tropis sekaligus mendukung transisi energi, harus memastikan modalnya tidak digunakan untuk menopang industri bahan bakar fosil. 
 
Sebaliknya, kata Uli di Jakarta, Rabu, 12 November 2025, pendanaan harus bermanfaat secara konkret bagi komunitas penjaga hutan.
 
Baca Juga: COP30 Brasil, UNFCCC Desak Semua Negara Segera Beralih ke Energi Bersih Berkeadilan
 
“Telah banyak janji yang dihasilkan dalam serangkaian perundingan COP," kata dia.
 
Ia menegaskan, janji-janji itu sudah semestinya menempatkan Masyarakat Adat dan komunitas lokal sebagai aktor utama yang berhak menerima manfaat langsung dari pendanaan tersebut.
 
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Kemitraan Strategis ASEAN - Jepang untuk Perdamaian, Ekonomi, dan Energi Bersih di KLCC
 
Ia menyampaikan, pada saat acara pembukaan COP30, Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Simon Stiell, mendorong pencapaian target pendanaan US$1,3 triliun bagi negara-negara berkembang hingga 2035. 
 
Pendanaan tersebut sesuai kesepakatan COP29 di Baku, Azerbaijan. Dia juga menekankan negara-negara maju guna memimpin komitmen pendanaan iklim sebesar US$300 miliar per tahun.

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB