ekonomi

Biaya Mahal Bakar Uang Blibli: Pendapatan Tumbuh Tipis, tapi Utang Melonjak dan Ekuitas Tergerus

Jumat, 31 Oktober 2025 | 09:23 WIB
Pascaakuisisi, Blibli berencana mengembangkan jalur perdagangan online dan offline Dekoruma. Foto: Blibli

KONTEKS.CO.ID - Upaya PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli untuk keluar dari jerat kerugian tampaknya masih menghadapi jalan terjal.

Meskipun perusahaan e-commerce afiliasi Grup Djarum ini melaporkan adanya sedikit penyusutan kerugian, laporan keuangan per 30 September 2025 menunjukkan bahwa biaya bakar uang untuk operasional justru semakin mahal, yang ditandai dengan pembengkakan utang dan biaya pokok.

Dalam laporan keuangannya, Blibli masih mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp1,86 triliun.

Angka kerugian ini dilaporkan sedikit menyusut dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang juga tercatat di angka Rp1,86 triliun.

Baca Juga: Bertemu Langsung Paus Leo, Menag Nasaruddin Umar Sampaikan Deklarasi Istiqlal

Stagnasi di sisi profitabilitas ini terjadi meskipun pendapatan neto perusahaan sebenarnya berhasil tumbuh tipis menjadi Rp12,24 triliun dari sebelumnya Rp12,13 triliun.

Namun, di balik kenaikan tipis pendapatan tersebut, terdapat lonjakan biaya operasional yang sangat signifikan. Kenaikan pendapatan itu tampaknya harus dibayar mahal.

Beban pokok pendapatan (Cost of Revenue) tercatat meledak dari Rp9,79 triliun pada kuartal III 2024 menjadi Rp 12,56 triliun pada kuartal III 2025.

Baca Juga: Elektabilitas Meroket, Blak-blakan Rocky Gerung Tuding Menkeu Purbaya Incar Pilpres 2029

Harga Makin Mahal

Lonjakan drastis pada biaya pokok ini mengindikasikan bahwa harga untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual perusahaan semakin mahal.

Biaya bakar uang tidak hanya terlihat dari beban pokok. Biaya operasional lainnya juga terpantau ikut membengkak.

Beban pokok penjualan (Selling Expenses), yang seringkali terkait dengan promosi dan iklan, naik menjadi Rp1,53 triliun. Pada saat yang sama, beban umum dan administrasi, yang mencakup gaji dan biaya kantor, juga naik menjadi Rp2,84 triliun.

Baca Juga: Vivi: Angka LDR BRI Memadai dan Transaksi QRIS Naik 133 Persen

Secara total, pendapatan Blibli yang berasal dari ritel daring (Rp6,30 triliun), institusi (Rp5,94 triliun), dan toko fisik (Rp5,29 triliun) nyaris habis terkikis oleh pembengkakan biaya-biaya tersebut.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB