KONTEKS.CO.ID – Ekonom senior Prof Ferry Latuhihin mengatakan, tidak percaya pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bahwa 3 bulan lagi ekonomi Indonesia akan tumbuh 6 persen.
"Dia bilang, oke lihat saja 3 bulan lagi ekonomi kita growth-nya akan 6 persen. Saya tidak percaya," kata dia dalam "Evaluasi Setahun Ekonomi Era Prabowo: Potensi Krisis, Tantangan, dan Peluang" di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.
Prof Ferry menegaskan, jangankan 6 persen, ketika pemerintah mengumumkan pertumbuhan 5,12 persen pun itu tidak bisa diterima akal.
Baca Juga: Setahun Era Prabowo, Prof Ferry Kritisi Purbaya, Khawatir Q3 Tahun Depan Tak Ada Pertumbuhan Ekonomi
"Sebetulnya waktu 5,12 persen bos, unless you check and recheck antara data ekspor kita ke Amerika kalau mau forwarding dengan data impor dari Amerika yang memang berasal dari Indonesia. Ini kasus kecil," ucapnya.
Ia menegaskan, jika itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tidak akan memakainya karena sebelum rilis angka itu, PMI drop 3 bulan berturut-turut.
"Kenapa [tidak akan gunakan]? Tiga bulan berturut-turut sebelum menculnya rilis 5,12 persen, PMI kita drop, drop di bawah 50," ucapnya.
Bukan hanya itu, lanjut Prof Ferry, penerimaan PPN juga ngedrop pada smester pertama hampir 20 persen. PDB pada saat Lebaran lalu juga demikian, drop sekitar 24 persen.
"Ya jadi bagaimana you come with number 5,12 persen. Makanya saya setuju dengan Celios yang membawa [adukan BPS] ini sampai ke forum PBB," ucapnya.
Prof Ferry menegaskan bahwa dari awal rezim Prabowo berkuasa, sistem ekonomi yang dianut sudah salah. "Economic mindset-nya sudah salah, yaitu ultra populis," tandasnya.***