KONTEKS.CO.ID - Fenomena unik terjadi pada penawaran umum perdana (IPO) perusahaan "Emas".
Menurut analis saham Rivan Kurniawan, faktor rumor pasar (market rumor) justru menjadi pertimbangan utama bagi para investor, mengalahkan analisis fundamental yang seharusnya menjadi dasar pengambilan keputusan investasi.
Rivan mengamati bahwa dalam kasus IPO seperti ini, di mana sentimen dan euforia pasar sedang tinggi-tingginya, data-data fundamental seperti pendapatan dan laba rugi seolah dikesampingkan.
Baca Juga: Ekuador Membara: Subsidi BBM Dicabut, Presiden Noboa Umumkan Status Darurat di 7 Provinsi
Investor lebih tertarik pada potensi keuntungan jangka pendek yang didorong oleh rumor dan spekulasi, ketimbang prospek bisnis jangka panjang perusahaan.
“Lu kalau misalnya kayak IPO kayak gini, apakah lu mempertimbangkan market rumor? Iya,” tegas Rivan Kurniawan saat ditanya mengenai strateginya dalam sebuagh video di kanal YouTube Leon Hartono, 18 September 2025.
Ia mengakui bahwa dalam kondisi pasar yang sedang bergairah, mengabaikan rumor dan sentimen bisa membuat seorang investor kehilangan momentum.
Baca Juga: Polda Jatim Tangkap Nyaris Seribu Orang Terkait Demonstrasi Anarkistis
Namun, ia juga mengingatkan bahwa berinvestasi berdasarkan rumor memiliki risiko yang sangat tinggi.
Investor harus mampu membedakan mana rumor yang memiliki dasar dan mana yang hanya "angin surga" yang sengaja dihembuskan untuk menggoreng harga saham.
Menurut Rivan, IPO "Emas" adalah contoh sempurna di mana psikologi pasar lebih berkuasa daripada angka-angka di atas kertas.
Perusahaan yang secara fundamental dinilai "jelek" karena masih merugi dan belum memiliki rekam jejak pendapatan yang jelas, tetap menjadi rebutan.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak pelaku pasar yang masuk bukan untuk berinvestasi, melainkan untuk berspekulasi.