KONTEKS.CO.ID — Bank Indonesia (BI) berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan geopolitik dan gejolak politik dalam negeri.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, pihaknya menargetkan rupiah bergerak stabil di kisaran Rp16.300 per USD, setelah sempat melemah hingga Rp16.560 pada akhir pekan lalu.
“BI berhasil menstabilkan kurs rupiah ke level Rp16.400, dan kami akan terus mengarahkan agar nilai tukar bergerak menuju Rp16.300 per dolar,” kata Perry dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Selasa 2 September 2025.
Baca Juga: Sepatu Converse Buatan Batang Tembus Pasar Amerika Serikat, Nilainya Ribuan USD
Langkah stabilisasi dilakukan melalui intervensi di pasar valuta asing, baik di dalam negeri maupun offshore, serta pembelian surat berharga negara (SBN).
Menurut Wakil Gubernur Moneter BI Erwin Gunawan Hutapea, intervensi tersebut dimaksudkan agar pergerakan rupiah tetap mencerminkan fundamental ekonomi, meski ada tekanan eksternal maupun faktor domestik.
Gejolak politik yang memicu protes mahasiswa di beberapa kota pada pekan lalu sempat membuat pasar keuangan bergejolak.
USD
Baca Juga: Tren Positif Berlanjut, Rupiah Sentuh Rp16.111 per USD
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 2 persen dan rupiah tertekan hingga menyentuh level terlemah dalam sebulan terakhir.
Namun, pada perdagangan Selasa, IHSG berbalik menguat 1,17 persen seiring langkah BI meredam kepanikan pasar.
BI menegaskan akan terus menjaga stabilitas rupiah melalui bauran kebijakan moneter, intervensi pasar, serta koordinasi erat dengan pemerintah.
Baca Juga: Rupiah Tertekan Jelang Tenggat Tarif Dagang AS, Ditutup Melemah ke Rp16.456 per USD
“Yang utama adalah memastikan nilai tukar terkendali, inflasi tetap terjaga, dan kepercayaan investor tidak terganggu,” ujar Perry.***