Bagi pasar, langkah ini menambah ketidakpastian arah perdagangan global dan menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Faktor Domestik: Aksi Buruh Jadi Sorotan
Dari dalam negeri, pelaku pasar bersiap menghadapi demonstrasi buruh besar-besaran pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Baca Juga: Lee Yang, Peraih Dua Emas Bulu Tangkis Olimpiade Diangkat Jadi Menteri Olahraga
Aksi ini diperkirakan diikuti sekitar 10.000 buruh di Jakarta dengan pusat aksi di depan DPR RI dan Istana Kepresidenan.
Demo serupa juga digelar serentak di berbagai kota industri.
Tuntutan utama buruh adalah penolakan upah murah, termasuk desakan kenaikan upah minimum nasional sebesar 8,5%–10,5% pada 2026.
Selain itu, penghapusan sistem outsourcing juga menjadi agenda utama.
Baca Juga: Demo Buruh 28 Agustus, Transjakarta Siapkan Rekayasa Rute Perjalanan
Gelombang aksi ini berpotensi memengaruhi sentimen pasar karena dianggap dapat menekan iklim investasi dalam jangka pendek.
Proyeksi Perdagangan Hari Ini
Dengan kombinasi tekanan eksternal dan domestik, analis memperkirakan rupiah sulit berbalik menguat dalam waktu dekat.
Potensi fluktuasi tetap terbuka, tetapi kecenderungan melemah lebih dominan.
Baca Juga: Belasan Kereta Api Jarak Jauh Stasiun Gambir Berhenti di Jatinegara, Imbas Unjuk Rasa, Ini Daftarnya
Pergerakan mata uang Garuda diproyeksikan akan berakhir di rentang Rp16.360–Rp16.420 per dolar AS.***