KONTEKS.CO.ID - Budaya kerja terbukti punya peran besar dalam menentukan berhasil atau gagalnya sebuah bisnis baru.
Sebuah riset McKinsey yang dirilis awal Juni 2025 menegaskan, budaya yang sehat mampu melipatgandakan kinerja start-up dalam tahun yang sama.
Budaya sebagai Pondasi Pertumbuhan
Baca Juga: Pratama Arhan Resmi Cerai Verstek, Deretan Kontroversi Azizah Salsha Terkuak
McKinsey menekankan bahwa budaya kerja bukan sekadar slogan di dinding kantor, melainkan pondasi yang menjaga arah bisnis tetap konsisten.
Ketika jumlah anggota tim masih kecil, budaya mudah dijaga karena nilai yang dianut relatif seragam.
Namun, seiring pertumbuhan menjadi ratusan hingga ribuan karyawan, tantangan menjaga konsistensi semakin besar.
“Pemimpin perlu secara sadar membangun dan menjaga budaya kerja yang sehat. Jika diabaikan, budaya bisa menjadi faktor kegagalan yang sangat serius,” tulis laporan McKinsey.
Baca Juga: Menang 2 Gim dari Wakil Ceko, Gregoria Melaju ke Babak Kedua Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025
Dalam catatan studi tersebut, sekitar 26 persen kegagalan bisnis baru di perusahaan besar dipicu masalah budaya yang tidak terkelola.
Tiga Strategi Kunci Menjaga Budaya
Untuk mencegah hal itu, McKinsey merekomendasikan tiga langkah utama:
1. Menetapkan keyakinan dasar atau nilai inti yang menyatukan seluruh tim sejak awal.
Baca Juga: Jalankan Geekbench, Jeroan vivo V60 Lite Terungkap dan Salah Satunya Bocoran Chipset yang Lemah
2. Membentuk kepemimpinan yang tepat, baik dari dalam maupun luar perusahaan.
3. Mencontohkan perilaku sesuai budaya dan memberi apresiasi pada karyawan yang konsisten menjalaninya.