KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Indonesia bersiap mengimpor gandum dari Amerika Serikat (AS) sebesar 1 juta ton per tahun selama lima tahun ke depan, dengan nilai total mencapai USD1,25 miliar atau sekitar Rp24,34 triliun (kurs Rp16.225/USD).
Kesepakatan tersebut akan diteken antara Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) dan asosiasi gandum AS, sebagai strategi untuk menghindari ancaman tarif tinggi dari Presiden AS Donald Trump.
“Kesepakatan itu akan dimulai pada 2026 hingga 2030, dengan pembelian 1 juta ton gandum per tahun,” ujar Ketua Umum APTINDO, Franciscus ‘Franky’ Welirang dalam keterangannya, Senin 7 Juli 2025.
Baca Juga: Resmi Gabung! Zubimendi Jadi Rekrutan Kedua Arsenal Musim Panas Ini
Total nilai transaksi diperkirakan sebesar USD250 juta per tahun. Penandatanganan kesepakatan rencananya digelar di Jakarta hari ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, langkah ini menjadi bagian dari strategi diplomasi dagang Indonesia, di tengah tekanan tarif baru yang diumumkan Trump.
“Peningkatan impor pertanian dari AS menjadi langkah kompromi untuk menghindari tarif yang lebih tinggi yang bisa dikenakan pada ekspor kita,” kata Airlangga seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga: Cak Imin Kaget Dengar Kabar Praktik Prostitusi di IKN, Sebut Gawat Tiga Kali
Sebelumnya, Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan hingga 32 persen terhadap sejumlah produk impor, termasuk dari Indonesia. Ini di luar tarif dasar sebesar 10 persen yang sudah berlaku.
AS sendiri mengalami defisit dagang terhadap Indonesia sebesar USD17,9 miliar pada 2024, naik 5,4 persen dari tahun sebelumnya.
Dalam negosiasi dagang yang terus berjalan, Airlangga juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk meningkatkan impor energi dan barang AS guna menyeimbangkan neraca dagang kedua negara.***