KONTEKS.CO.ID - Sejumlah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya merespons kebijakan pemerintah yang resmi menghapus skema Penyertaan Modal Negara (PMN) dan menggantinya dengan pendanaan lewat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Perubahan ini ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 Tahun 2025, yang mencabut PP sebelumnya tentang PMN, termasuk untuk PT Waskita Karya Tbk. (WSKT).
“Ke depan, tidak akan ada lagi PMN, baik untuk BUMN maupun swasta. Namun, mereka tetap dapat menerima tambahan modal dari Danantara hasil pengelolaan aset negara,” ujar Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, dalam pernyataan resminya.
Baca Juga: Transaksi Jumbo Saham Bank Nobu Senilai Rp3,79 Triliun Terkait Masuknya Raksasa Korea Hanwha
Presiden Prabowo Subianto telah meneken PP No. 20/2025 pada 6 Mei 2025, sebagai bentuk transisi dari skema PMN konvensional ke model investasi berbasis return oleh sovereign wealth fund tersebut.
Respons Emiten Karya
PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) menyambut baik skema baru ini. Corporate Secretary Ngantemin menilai bahwa pola pendanaan lewat Danantara dapat membantu menjaga keberlanjutan pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Skema ini mendukung percepatan pembangunan infrastruktur strategis untuk mewujudkan Asta Cita. Saat ini, WIKA tengah mengerjakan 29 PSN termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujarnya, Kamis, 26 Juni 2025.
Pada 2024, WIKA memperoleh PMN senilai Rp6 triliun melalui rights issue untuk mendukung proyek tersebut. Perusahaan kini fokus menyelesaikan proyek berjalan dengan pendekatan lean construction untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Sementara itu, PT Adhi Karya Tbk. (ADHI) juga mendukung skema pendanaan via Danantara. Corporate Secretary Rozi Sparta mengatakan bahwa ADHI tetap menjalin sinergi erat dengan pemerintah dalam menjaga keberlanjutan bisnis.
Baca Juga: Elon Musk Kembali Kritik Kebijakan Energi Trump: Sangat Gila dan Merusak
“PMN sebelumnya diberikan pada 2022 untuk proyek Tol Solo–Yogyakarta dan Tol Yogyakarta–Bawen. Ke depan, kami akan mengoptimalkan kompetensi inti dan strategi pendanaan jangka panjang,” ungkap Rozi.
ADHI juga tengah menjajaki skema alternatif pembiayaan selain PMN, termasuk memperkuat prinsip operational excellence guna meningkatkan peluang memperoleh proyek baru. ***