KONTEKS.CO.ID - Pemerintah memastikan pelaksanaan paket stimulus ekonomi kuartal II-2025 senilai Rp24,44 triliun tidak akan menambah utang negara. Kepastian tersebut disampaikan Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam diskusi publik di Jakarta, Sabtu, 28 Juni 2025.
Menurut Febrio, anggaran stimulus tersebut masih berada dalam batas belanja negara tahun 2025 yang telah ditetapkan sebesar Rp3.621 triliun.
“Tidak (menambah utang negara), karena kami mengelola anggaran belanja negara sebesar Rp3.621 triliun. Sudah ada efisiensi sebelumnya yang memungkinkan realokasi untuk mendukung kebijakan ini,” ujar Febrio.
Baca Juga: Donald Trump Ingin Ganti Ketua The Fed, Serukan Pemangkasan Suku Bunga
Isi Paket Stimulus
Paket stimulus tersebut diarahkan untuk mendorong daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi global dan domestik. Lima komponen utama dalam paket stimulus ini antara lain:
- Diskon transportasi (kereta api, pesawat, kapal penyeberangan): Rp940 miliar
- Diskon tarif tol: Rp650 miliar
- Penebalan bantuan sosial dan subsidi upah: Rp110,72 triliun*
- Perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK): Rp200 miliar
*Catatan: Alokasi untuk bansos dan subsidi upah telah masuk dalam struktur belanja negara yang ada.
Dari total Rp24,44 triliun, sebanyak Rp23,59 triliun berasal dari APBN, sedangkan Rp850 miliar bersumber dari dana non-APBN, termasuk kontribusi dari BUMN dan lembaga mitra.
Baca Juga: Bahlil Tegaskan Legalitas Sumur Minyak Rakyat Hanya Berlaku yang Sudah Beroperasi
Investor Masih Yakin dengan Fiskal RI
Febrio juga mengungkapkan bahwa posisi utang Indonesia masih terjaga dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 39%, lebih rendah dibandingkan banyak negara lain. Ia menegaskan pengelolaan utang dilakukan secara disiplin dan hati-hati.
“Indonesia justru dinilai sebagai negara berkembang yang kebijakan fiskalnya kredibel. Ini membuat investor tetap menanamkan dananya di pasar keuangan domestik,” ucap Febrio.
Data Bank Indonesia mencatat modal asing bersih sebesar Rp2,83 triliun masuk ke pasar keuangan pada 23–25 Juni 2025. Rinciannya:
- SRBI: Rp3,68 triliun masuk
- SBN: Rp1,29 triliun masuk
- Pasar saham: Rp2,14 triliun keluar
Kepemilikan Domestik SBN Capai 85%
Febrio juga menyoroti peningkatan peran investor domestik dalam kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN). Saat ini, 85% SBN dikuasai investor dalam negeri, sedangkan sisanya 15% oleh asing.
“Ini meningkatkan ketahanan perekonomian kita. Bahkan kepemilikan oleh ibu rumah tangga, mahasiswa, dan investor ritel lainnya semakin besar. Mereka sudah punya single ID untuk beli SBN, bahkan mulai dari Rp1 juta,” jelasnya.
Baca Juga: 5 Hidden Gem Alam di Jawa Timur Ini Lagi Hits Banget di 2025, Cocok Buat Kamu yang Butuh Healing!