KONTEKS.CO.ID - PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), perusahaan distribusi alat kesehatan dan solusi diagnostik, resmi mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (IPO) dengan target perolehan dana hingga Rp114,10 miliar.
Perseroan membidik pertumbuhan pendapatan hingga 20% pada tahun ini, didorong oleh ekspansi agresif dan partisipasi dalam proyek strategis pemerintah.
Mengutip prospektus yang dirilis pada Sabtu, 21 Juni 2025, CHEK akan melepas sebanyak-banyaknya 815 juta saham baru atau setara dengan 20,04% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Rentang harga penawaran awal (bookbuilding) ditetapkan sebesar Rp120 hingga Rp140 per saham. Dengan demikian, nilai emisi diperkirakan berkisar antara Rp97,8 miliar hingga Rp114,1 miliar.
Direktur Utama CHEK, Yoshua Raintjung, menjelaskan bahwa seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dagangan, biaya distribusi dan logistik, serta sewa kantor.
Baca Juga: BEI Targetkan 5 IPO Lighthouse pada 2025, 3 Emiten Sudah Tercatat
“Kami tengah mengikuti proyek strategis Kementerian Kesehatan seperti SIHREN, SOPHI, dan InPLUS yang bernilai total sekitar Rp 100 miliar. Dengan begitu, kami optimistis pertumbuhan pendapatan tahunan bisa mencapai 10–20% dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Yoshua, Senin, 23 Juni 2025.
Siap Bagikan Dividen Mulai 2027
Manajemen CHEK menyampaikan bahwa perseroan merencanakan pembagian dividen tunai maksimal 20% dari laba bersih tahun buku 2026, dengan pembayaran perdana dijadwalkan pada tahun 2027.
Namun demikian, kebijakan dividen tetap akan mempertimbangkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan kondisi keuangan perusahaan saat itu.
Aksi korporasi ini menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran umum akan dilaksanakan pada 2–8 Juli 2025, dan pencatatan saham CHEK di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2025.
Kinerja Keuangan Moncer
Dari sisi fundamental, CHEK menunjukkan performa yang solid. Pendapatan perseroan tumbuh 19,9% secara tahunan dari Rp129,09 miliar pada 2023 menjadi Rp154,79 miliar pada 2024. Dibandingkan dengan 2022, pertumbuhan pendapatan mencapai 31,8%.
Laba bruto tercatat naik 22,5% menjadi Rp60,71 miliar, sementara laba bersih tahun berjalan naik 11,7% menjadi Rp15,17 miliar.
Total aset CHEK melonjak 21,9% menjadi Rp 118,80 miliar pada akhir 2024, didorong oleh peningkatan persediaan sebesar 56,4% menjadi Rp50,8 miliar.