KONTEKS.CO.ID - PT Bank DBS Indonesia menargetkan pertumbuhan asset under management (AUM) dua digit untuk bisnis wealth management tahun ini.
Target ambisius ini sejalan dengan besarnya potensi pasar dari kalangan individu High Net Worth (HNWI) dan meningkatnya minat terhadap instrumen berpendapatan tetap di tengah gejolak pasar global.
“Kami melihat peluang besar untuk pertumbuhan yang jauh lebih tinggi, bahkan menuju high double digit. Itu yang menjadi fokus utama kami tahun ini,” kata Melfrida Gultom, Consumer Banking Director Bank DBS Indonesia mengutip Jumat, 20 Juni 2025.
Baca Juga: Kontroversi Rumah Subsidi 18 Meter Persegi, Pemerintah 'Pede' Disambut Positif Anak Muda
Bank DBS mencatat pertumbuhan AUM segmen DBS Treasures sebesar 39 persen selama periode 2022 hingga 2025, mencerminkan meningkatnya kepercayaan dan kebutuhan nasabah terhadap pengelolaan kekayaan yang profesional dan strategis.
Fokus pada Solusi Holistik dan Jaringan Regional
Menurut Melfrida, pertumbuhan pesat jumlah individu kaya turut mendorong permintaan terhadap solusi pengelolaan kekayaan yang holistik dan lintas generasi.
Bank DBS Indonesia memposisikan diri bukan hanya sebagai penyedia layanan keuangan, tetapi sebagai mitra strategis yang mengintegrasikan kekuatan analisis pasar, teknologi, dan konektivitas regional di Asia.
“Kami bangga menjadi mitra tepercaya bagi para nasabah dalam membangun, mengelola, hingga meneruskan kekayaan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Laporan Knight Frank Global Wealth Report 2024 memperkuat prospek ini. Jumlah Ultra High Net Worth Individual (UHNWI) meningkat 2,6% pada 2023 dibanding tahun sebelumnya dan diproyeksikan melonjak hingga 38,3% pada 2028.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya pendapatan per kapita, akses investasi digital, serta tren global seperti transisi energi dan inovasi teknologi.
Baca Juga: Prabowo dan Putin Bertemu, Buka Peluang Kerja Sama Sektor Pertanian Hingga Luar Angkasa
Fixed Income Jadi Primadona
Sementara itu, Djoko Seolistyo, Head of Investment Product & Advisory Bank DBS Indonesia, mencatat bahwa minat terhadap instrumen investasi berpendapatan tetap semakin tinggi.
Dalam situasi pasar yang penuh ketidakpastian, produk seperti obligasi dan deposito menjadi pilihan utama bagi investor HNWI dan UHNWI yang mencari keamanan aset.
“Pertumbuhan investasi dari 2024 ke 2025 sudah di angka 18%. Dengan minat tinggi pada produk fixed income, potensi pertumbuhan bisa lebih tinggi lagi,” ungkap Djoko.