KONTEKS.CO.ID - Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, menyatakan Indonesia membuka peluang untuk meningkatkan impor beras dari Kamboja.
Selain itu juga menekankan pentingnya harga yang kompetitif dan efisiensi biaya transportasi.
Dalam konferensi pers bersama Klub Jurnalis Kamboja (CCJ), belum lama ini, Darmosumarto mengatakan meski Indonesia merupakan produsen beras besar dengan cadangan beras yang signifikan, permintaan dalam negeri tetap tinggi.
Itu terutama karena jumlah penduduk mendekati 300 juta jiwa.
"Indonesia memang memproduksi banyak beras, tetapi permintaan kami masih melebihi pasokan lokal," kata Darmosumarto.
“Kami terbuka untuk membeli lebih banyak dari negara-negara sahabat, termasuk Kamboja, selama kualitas dan harganya sesuai,” lanjutnya.
Baca Juga: Amran Sulaiman Bongkar Manipulasi Data Stok Beras: Modus Jahat Menggiring Impor!
Menurut Kamar Dagang Indonesia di Kamboja, hubungan dagang kedua negara terus meningkat, termasuk dalam bidang investasi.
Namun, Darmosumarto mengungkapkan beras Kamboja masih menghadapi tantangan dalam hal daya saing harga dan kualitas.
Itu jika dibandingkan dengan beras dari negara Asia Tenggara lainnya.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Bansos Beras Disalurkan Mulai Akhir Juni 2025
Ia juga menyoroti tingginya biaya pengiriman sebagai salah satu faktor utama yang membuat harga beras Kamboja menjadi kurang kompetitif di pasar Indonesia.
“Kalau biaya transportasi bisa ditekan, beras Kamboja bisa lebih menarik bagi pembeli Indonesia,” ujarnya.
Kamboja menargetkan ekspor beras 1 juta ton per tahun pada 2025 dengan meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk.