KONTEKS.CO.ID - Pemerintah memberikan insentif perjalanan pada libur panjang perayaan Idul Adha 2025. Tapi hal itu tak berdampak besar terhadap tingkat keterisian atau okupansi hotel di Indonesia.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (Sekjen PHRI), Maulana Yusran, mengatakan, okupansi hotel pada periode libur panjang Idul Adha hanya 50%.
Persentasenya tak berbeda dari hari biasa. "Kondisi long weekend Idul Adha ini tak menunjukkan lonjakan seperti high season. Okupansi tetap normal," ungkap Maulana, mengutip Senin 9 Juni 2025.
Baca Juga: Palisade Diduga Cacat Produksi, Konsumen Ajukan Class Action Seret Hyundai ke Meja Hijau
Ketimbang libur Idul Adha 2024, tingkat keterisian hotel tahun ini malah menurun. Tahun lalu okupansinya 70-80%.
"Seharusnya long weekend seperti ini bisa mencapai 80 persen, tapi tahun ini hanya sekitar 50%," ujarnya.
Penurunan itu dipengaruhi banyaknya masa long weekend sebelumnya. Masyarakat kemungkinan telah menghabiskan dana liburannya di waktu lain.
"Tak setiap libur panjang orang melakukan perjalanan. Mereka perlu mengatur pengeluarannya," kata Maulana.
Baca Juga: Tambang Nikel Rusak Raja Ampat, Presiden Prabowo Kumpulkan Menteri di Hambalang
Pemerintah sejatinya sudah mengguyur berbagai stimulus guna mendorong pertumbuhan ekonomi selama Idul Adha 2025.
Di antaranya, diskon tarif transportasi dan tol. Untuk kereta api, diberikan diskon 30% untuk 3,5 juta kursi dengan alokasi Rp300 miliar. Lalu penerbangan diberi insentif PPN-DTP 6% untuk 6 juta penumpang dengan nilai Rp430 miliar.
Untuk bidang kelautan, ada 923.113 penumpang kapal yang jadi sasaran, di antaranya kapal perintis. Sementara, untuk penyeberangan ada potongan harga bagi 506.830 penumpang dan 1,1 juta kendaraan. Total stimulusnya tembus Rp210 miliar. ***