KONTEKS.CO.ID - Isu gangguan dari kelompok ormas terhadap pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang, Jawa Barat, kini menjadi perhatian hingga ke kancah internasional.
Salah satu media asing ternama, South China Morning Post, bahkan menyebut bahwa aksi premanisme di Indonesia telah menyasar proyek strategis bernilai miliaran dolar.
Namun, pihak BYD Indonesia membantah kabar tersebut dan menyebut situasi di lapangan justru kondusif.
Baca Juga: Menang Pemilu, PM Australia Anthony Albanese Langsung Susun Jadwal ke Indonesia
Luther Panjaitan, Kepala Humas dan Hubungan Pemerintah PT BYD Motor Indonesia, memberikan klarifikasi atas maraknya pemberitaan yang beredar.
Ia menegaskan bahwa proses pembangunan pabrik tetap berjalan sesuai jadwal tanpa hambatan berarti.
“Pemberitaan yang beredar terlalu dibesar-besarkan dan tidak mencerminkan kondisi nyata. Kami pastikan proyek berjalan lancar dan dalam suasana kondusif,” ujarnya melalui pesan singkat yang diterima CNNIndonesia, Kamis, 8 Mei 2025.
Baca Juga: Ahmad Albar Tak Tinggal Diam Anaknya Tersandung Narkoba Ketiga Kalinya
Luther juga menambahkan, pihaknya baru saja menerima kunjungan dari delegasi Dewan Ekonomi Nasional yang didampingi oleh unsur TNI dan Polri pada 6 Mei 2025.
Kunjungan tersebut memperkuat fakta bahwa situasi di lapangan jauh dari kesan negatif yang diberitakan.
“Perlu dicatat, proyek BYD berada dalam kawasan industri yang dikelola secara profesional dan telah berpengalaman menangani investasi berskala besar,” ujarnya.
Baca Juga: Preview Manchester United Vs Athletic Bilbao: Setan Merah Siap Amankan Tiket Final!
Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat Subang merasakan dampak positif dari kehadiran proyek ini melalui penyerapan tenaga kerja serta pertumbuhan ekonomi lokal.
Dukungan dari Pemerintah Daerah Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Subang, hingga institusi keamanan juga dinilai sangat solid dalam menjaga kelangsungan pembangunan pabrik tersebut.