ekonomi

Cegah Rupiah Terperosok Lebih Dalam, Hari Ini BI Langsung Intervensi Pasar Valas dan Borong SBN

Selasa, 8 April 2025 | 07:45 WIB
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 7 April 2025 memutuskan mengintervensi pasar off-shore guna menstabilkan nilai tukar rupiah. (Bank Indonesia)

KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia atau BI memutuskan melakukan intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) setelah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau USD bergerak menjauh dari level Rp17.000.

Pelemahan nilai tukar rupiah di awal pekan kedua April 2025 bertepatan menjelang berlakunya tarif resiprokal yang dirilis Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kepada ratusan negara. Termasuk produk impor asal Indonesia.
 
Pada pembukaan perdagangan valas pada Senin 7 April 2025 pagi di Jakarta, kekuatan rupiah melemah 251 poin atau 1,51%dari Rp16.653 per USD menjadi Rp16.904.

Baca Juga: Kode Redeem FC Mobile Edisi Awal Hari Kerja 8 April 2025 Sudah Menunggu Soccer Mania Sikat

Yang patut diwaspadai adalah pergerakan nilai tukar rupiah di luar negeri. Rupiah telah menyentuh level psikologis baru Rp17.200-an/USD di pasar non-deliverable forward NDF.

Mengutip Refinitiv, Senin pukul 10.43 WIB, nilai tukarnya sudah mencapai angka Rp17.261. Ini adalah posisi terendah sepanjang sejarah bahkan di era kejatuhan rezim Soeharto.

Valas di pasar NDF memperliharkan rupiah lebih lemah ketimbang penutupan perdagangan reguler terakhir sebelum libur Lebaran, Kamis 27 Maret 2025. Saat itu rupiah bernilai Rp16.555/USD atau naik 0,12%.

Baca Juga: Jadwal Badminton Asia Championships 2025: Perjuangan Berat 4 Ganda Campuran Indonesia

Mengenai pelemahan tersebut, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menilai pelemahan tersebut dipengaruhi oleh respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Donald Trump.

Bank Indonesia Turun Tangan

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 April 2025 memutuskan mengintervensi di pasar off-shore (NDF) demi menstabiliskan nilai tukar dari tingginya tekanan global.

Sebagaimana diketahui, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan AS pada 2 April 2025 dan respons kebijakan retaliasi tarif oleh Pemerintah China tanggal 4 April 2025 telah menimbulkan gejolak pasar keuangan global.

Baca Juga: Edisi Terbatas Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Wajib Pemain Klaim Segera

"Termasuk arus modal keluar dan tingginya tekanan pelemahan nilai tukar di banyak negara khususnya negara emerging market. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah telah terjadi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446 H," kata ​Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengutip keterangan tertulisnya, Selasa 8 April 2025.

Menurut Ramdan, intervensi di pasar off-shore dilakukan Bank Indonesia secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York.

Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi secara agresif di pasar domestik sejak awal pembukaan tanggal 8 April 2025 dengan intervensi di pasar valas (Spot dan DNDF), serta melakikan pembelian SBN di pasar sekunder. 

Baca Juga: Daftar Lengkap 19 Wakil Indonesia di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2025, Perjuangan Dimulai Hari Ini

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas Rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.

"Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia," pungkasnya. ***

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB