KONTEKS.CO.ID - Bursa saham Indonesia lagi tidak baik-baik saja. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpuruk hingga 2% lebih pada perdagangan sesi pertama hari ini, Selasa 18 Maret 2025.
Menariknya, terjerembabnya IHSG karena tekanan dari sejumlah emiten milik grup para orang terkaya di Indonesia.
Emiten tersebut kompak terkoreksi signifikan pada perdagangan bursa hingga siang hari ini.
Baca Juga: Dua Oknum TNI Diduga Penembak Polisi yang Gerebek Sabung Ayam di Lampung Menyerahkan Diri, Langsung Ditahan
Untuk Anda ketahui, IHSG. pada 45 menit pertama pembukaan perdagangan dibuka, posisi IHSG melorot ke posisi 6.325 alias menurun 2,26% (-146 poin).
Pada awal perdagangan sesi I, jumlah transaksi mencapai Rp3,40 triliun yang melibatkan 6,42 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 329.000 kali. Sebanyak 140 saham menguat, 358 melemah, dan 155 stagnan.
Perseroan raksasa milik para taipan menjadi pemberat kinerja IHSG. Ditambah sejumlah emiten sektor perbankan yang ikuran ambrol pada perdagangan hari ini.
Baca Juga: Cara Aman Tambal Ban Bocor saat Mudik, Salah Satunya Pilih Metode yang Tepat
Daftar Kinerja Emiten Konglomerat yang Menekan IHSG:
1. Saham DCI Indonesia (DCII)
Saham DCI Indonesia dengan kode bursa DCII mencapai batas auto rejection bawah (ARB) atau runtuh 20% ke level 115.800.
Emiten milik kongsian taipan Toto Sugiro dan Anthoni Salim itu sebelumnya mengalami reli panjang bahkan kenaikan hariannya selalu menembus auto reject atas (ARA).
Sayangnya, nilainya langsung berbalik terbalik setelah keluar dari papan pemantauan khusus.
Baca Juga: Hasil Survei LPEM UI, Ekonomi Indonesia Memburuk Dibanding Tiga Bulan Lalu
Sebelumnya DCII sepanjang tahun 2025 berjalan sudah naik hampir 400%. Sekarang kenaikkan hanya menyisaskan 175%.
Kenaikkan harga DCII meroket mulai tanggal 18 Februari 2025. Peningkatannya seiring pernyataan Toto Sugiri terkait rencana melakukan stock split pada saham yang mendadak primadona itu.
Dan hari Selasa ini, DCII menjadi laggard utama IHSG dengan menyumbang penurunan sebesar 38,23 indeks poin.
Baca Juga: Jurus Bela Diri PP PBSI saat Indonesia Tanpa Gelar di All England 2025
Perusahaan Grup Salim lainnya di lantai bursa yang juga mengalami koreksi pada perdagangan hari ini adalah tambang emas Amman Mineral Interasional (AMMN). Bahkan produsen Indomie (ICBP dan INDF).
2. Emiten Milik Prajogo Pangestu
Perseroan konglomerat lain yang menekan kinerja IHSG adalah milik salah satu orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu. Emiten tersebut berkode BREN dan TPIA.
Masing-masing anjlok -9,17% dan -11,65% dan menyumbang atas koreksi 18,30 dan 8,36 indeks poin.
Baca Juga: Doa Danrem 043 Garuda Hitam untuk 3 Polisi yang Gugur di Way Kanan Lampung
Selain kedua emiten itu, Perseroan kepunyaan Prajogo lain yang juga melemah drastis adalah CUAN dan PTRO yang terkoreksi hampir 10. Begitu juga holding Grup Barito BRPT yang terkoreksi 5% lebih.
3. Emiten Milik Aguan
Nasib yang sama dialami emiten dalam grup Agung Sedayu yang dimiliki taipan Sugianto Kusuma (Aguan). Perseroannya ikutan limbung pada transaksi perdagangan hari ini.
Nilai saham emiten Pantai Indah Kapuk Dua atau PANI tergerus 5,9% dengan saham anak usaha yang pada awal 2025 ini IPO rontok 8,33%.
Baca Juga: Prabowo Resmikan Pabrik Emas Freeport di Gresik: Kita Bakal Jual Produk JadiEmiten Grup Sinar Mas
Grup Sinar Mas juga mengalami nasib sial yang sama hari ini. Perseroan dengan kode DSSA menjadi salah satu emiten penekan perdagangan dengan kontribusi koreksi 4,09 indeks poin.
Emiten TKIM bersama INKP juga ikutan melemah pada perdagangan hari Selasa ini.
4. Emiten Boy Thohir dan Saratoga Ikutan Terperosok
Perusahaan hasil kongsian Boy Thohir bersama Grup Saratoga juga ikut-ikutan terkoreksi. Nilai saham ADRO dan AADI turun masing-masing 2,38% dan 3,73%.
Baca Juga: THR Pensiunan Cair 17 Maret 2025, Cek Besarannya di Sini!
Begitu juga Perseroan tambang emas MDKA serta tambang nikel MBMA. Semuanya merosot 2,78% dan 4,35%.
Grup Bakrie mengalami pelemahan harga saham pada emiten DEWA dan ENRG. Begitu pun Perseroan kerja sama bisnis Happy Hapsoro dengan saham RAJA dan RATU yang terkoreksi 4,59% dan 6,47%.
Emiten perbankan dengan pondasi kuat pun ikutan terkoreksi.
Baca Juga: Bursa Saham Dihentikan Akibat Sentimen Negatif Dalam Negeri, Kondisi RI Balik Seperti Pandemi
Bank Central Asia (BBCA) yang baru menggelar RUPS dan berbagi dividen tunai tercatat sebagai emiten bank yang mengalami penurunan terbesar ke IHSG. Kontribusinya mengoreksi 9,76 indeks poin IHSG.
Bank pelat merah pun ikutan berkinerja negatif. BBRI mengoreksi 4,51 indeks poin, BMRI mengoreksi 3,58 indeks poin, dan BBNI mengoreksi 3,29 indeks poin.
Ketiganya pekan depan berencana melaksanakan RUPS untuk meminta persetujuan pemegang sahamnya sehubungan dividen dan buyback. ***