• Minggu, 21 Desember 2025

Dirut Beberkan Penyebab Kimia Farma Rugi Gede-gedean di Tahun 2023

Photo Author
- Rabu, 19 Juni 2024 | 13:04 WIB
Dirut Kimia Farma Ungkap Penyebab Kerugian Perusahaan Tahun 2023 (Foto: Unsplash)
Dirut Kimia Farma Ungkap Penyebab Kerugian Perusahaan Tahun 2023 (Foto: Unsplash)

KONTEKS.CO.ID -  PT Kimia Farma Tbk (KAEF), perusahaan pelat merah di sektor farmasi, kembali merugi pada tahun 2023.

Laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp1,48 triliun. Atau meningkat dari Rp190,4 miliar pada tahun sebelumnya.

Jumlah rugi komprehensif dari operasi yang dilanjutkan sepanjang tahun 2023 mencapai Rp1,47 triliun, naik dari Rp 121,7 miliar tahun lalu.

Meski begitu, KAEF mencatatkan pertumbuhan penjualan bersih sebesar Rp9,96 triliun, naik 7,93% dari Rp9,23 triliun pada tahun 2022.

Beban Pokok Penjualan dan Laba Bruto


Beban pokok penjualan naik 25,83% menjadi Rp6,86 triliun, ketimbang Rp5,45 triliun di tahun sebelumnya. Akibatnya, laba bruto turun menjadi Rp3,10 triliun dari Rp3,77 triliun.

Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan laba KAEF pada tahun 2023.

Inefisiensi operasional akibat kapasitas 10 pabrik yang tidak sesuai kebutuhan bisnis menjadi salah satu penyebab utama.

"Kami berencana menata 10 pabrik menjadi 5 pabrik untuk meningkatkan efisiensi," ujarnya dalam keterbukaan informasi di laman BEI, Selasa (18/6).

Harga Pokok Penjualan dan Beban Keuangan


Harga Pokok Penjualan (HPP) naik 25,83% YoY menjadi Rp6,86 triliun, lebih tinggi dibandingkan peningkatan penjualan yang hanya 7,93%.

David menjelaskan, kenaikan HPP terpicu portofolio produk yang belum optimal, dinamika harga bahan baku, dan perubahan tren terapi obat.

Beban keuangan juga meningkat karena kebutuhan modal kerja dan kenaikan suku bunga. David mengungkapkan adanya dugaan pelanggaran integritas data laporan keuangan di anak usaha PT Kimia Farma Apotek (KFA), yang memengaruhi pendapatan, HPP, dan beban usaha.

Restrukturisasi dan Optimisme


Meski menghadapi tantangan berat, David menegaskan bahwa pertumbuhan pendapatan hampir 8% pada tahun 2023 menunjukkan fundamental bisnis Kimia Farma yang kuat.

"Kami akan melakukan restrukturisasi keuangan untuk meringankan beban keuangan," tutupnya. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alexander Sigit Atmaja

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X