KONTEKS.CO.ID - Wirecard merupakan salah satu perusahaan yang pernah menjadi “anak kesayangan” pemerintah Jerman. Pada masanya, perusahaan ini adalah salah satu pemimpin global dalam pembayaran digital dan layanan keuangan daring.
Pada satu titik, Wirecard juga pernah masuk dalam daftar seratus perusahaan paling inovatif versi Forbes. Namun citra gemilangnya runtuh secara dramatis pada Juni 2020 ketika skandal keuangan mengguncang perusahaan tersebut.
Berdirinya Wirecard
Berdiri pada tahun 1999 di Munich, Jerman, Wirecard awalnya beroperasi sebagai penyedia layanan pembayaran elektronik. Perusahaan tersebut menghasilkan uang dengan mengambil komisi dalam prosesnya.
Untuk memproses pembayaran di luar negara di mana mereka tidak memiliki lisensi, Wirecard menggunakan pihak ketiga. Singapura, Dubai, dan Filipina merupakan salah satu di antaranya.
Idenya adalah perusahaan asing ini yang akan melakukan proses pembayaran untuk Wirecard, dan Wirecard akan menerima komisi. Sistem Komisi ini akhirnya menjadi salah satu bisnis utama dan penghasil cuanterbesar.
Hanya dalam kurun waktu lima tahun Wirecard muncul sebagai bintang di dunia fintech dan mencatatkan sahamnya pada bursa Jerman. Puncaknya, perusahaan ini masuk ke dalam indeks DAX 30, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di pasar keuangan Jerman.
Tuduhan Pertama
Wirecard pertama kali diperiksa pada 2008 setelah adanya tuduhan penyimpangan akuntansi. Setelah tuduhan tersebut, Wirecard menunjuk Ernsten Young (EY), salah satu perusahaan akuntansi terbesar di dunia untuk melakukan audit, dan yang menjadi auditor Wirecard selama lebih dari satu dekade.
Namun anehnya, kedua pria yang membongkar hal tersebut justru diadili oleh otoritas Jerman. Mereka mendapat tuduhan karena dengan sengaja menulis hal buruk dan bertaruh pada harga sahamnya yang akan turun saat berita tersebut tersebar untuk menghasilkan uang.
Tuduhan yang Terus Terjadi
Pada 2015, terdapat klaim bahwa adanya selisih 250 juta Euro dalam neraca perusahaan. Klaim kembali muncul pada tahun berikutnya dan perusahaan tersebut menerima tuduhan terlibat dalam kasus pencucian uang. Sekali lagi, mereka membantah semua tuduhan tersebut.
Otoritas Jerman -- yang terkadang lebih memusatkan pandangannya kepada para penuduh daripada menyelidiki Wirecard, juga terus membuat para analis dan investor memberikan pujian kepada perusahaan mereka.
Hal ini membuat harga saham perusahaan ini terus naik hingga mencapai puncaknya pada tahun 2018, bernilai lebih dari US $28 miliar.
Puncak Kecurigaan
Wirecard menjelaskan bahwa uang tersebut berada di rekening bank mitra mereka di Filipina. Pada tahun 2019, penyelidik dari Financial Times (FT) pergi ke Filipina untuk mengunjungi mitra Wirecard.
Alih-alih menemukan kantor perusahaan, mereka hanya menemukan rumah seorang pensiunan.
Pada titik ini, Wirecard sangat marah dan menggugat FT atas pelanggaran rahasia dagang. Di tengah kecurigaan yang memuncak, sebulan kemudian, Softbank malah menginvestasikan €900 juta lagi ke dalam perusahaan tersebut.
BaFin (Otoritas Keuangan Jerman) bahkan mengumumkan larangan untuk melakukan “Short Selling” terhadap harga saham Wirecard setelah harga sahamnya turun dibawah €100.
Akhir dari Wirecard
Menjelang akhir 2019, karena tekanan publik, Wirecard menunjuk perusahaan akuntansi KPMG untuk melakukan audit dengan harapan akan membersihkan mereka dari segala tuntutan.
Namun yang terjadi justru KPMG mengungkap bahwa mereka tidak dapat memverifikasi sebagian besar keuntungan perusahaan tersebut selama dua tahun terakhir.
Pada Juni 2020, polisi Jerman menggerebek kantor Munich dan menemukan bahwa klaim Wirecard tentang mereka menggunakan pihak ketiga beserta komisinya itu palsu.
Bank Filipina yang seharusnya menyimpan uang perusahaan itu pun mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan, dan menyatakan bahwa uang €1,9 miliar itu tidak pernah ada.
Minggu berikutnya, Markus Braun, CEO Wirecard, mengundurkan diri dan ditangkap segera setelahnya.
Wirecard memberikan pernyataan, mengakui bahwa uang tersebut tidak pernah ada sejak awal. Harga saham seketika hancur dan tak lama kemudian, mereka mengajukan kebangkrutan dengan utang $3,2 miliar.***