KONTEKS.CO.ID - Bursa Efek Indonesia resmi luncurkan indeks saham baru bernama IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) pada Senin 31 Oktober 2022. Indeks tersebut berisikan 30 saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan rasio price-to-earnings (PER) dan price-to-sales (PSR) tinggi dari konstituen Jakarta Islamic Index 70 (JII70).
Tanggal dasar yang digunakan dalam IDXSHAGROW adalah 1 Juni 2016 (nilai dasar 100), dengan metode penghitungan berdasarkan kapitalisasi pasar free float* dan rata-rata transaksi harian. Selain itu, bobot tiap saham dalam indeks ini dibatasi maksimum 15%.
Adapun beberapa kriteria saham yang masuk ke indeks ini, yakni:
- Konstituen JII70
- Membukukan laba bersih dan tidak memiliki PE ratio bernilai ekstrem
- Tren pertumbuhan price-to-earnings dan price-to-sales dihitung berdasarkan laporan keuangan terakhir dan historikal 3 tahun sebelumnya, dihitung secara trailing 12 bulan
- 30 saham syariah dengan skor PER trend dan PSR trend positif tertinggi terpilih sebagai konstituen
Konstituen IDXSHAGROW akan dievaluasi secara mayor setiap Mei dan November, sedangkan penyesuaian bobot saham (evaluasi minor) setiap Februari dan Agustus.
Beberapa emiten yang masuk dalam IDX Sharia Growth untuk periode 31 Oktober–30 November 2022 antara lain Unilever (UNVR), Adaro Energy (ADRO), United Tractors (UNTR), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), hingga Barito Pacific (BRPT).
Munculnya indeks saham syariah baru dapat semakin melengkapi indeks yang sudah ada di BEI. Sebelumnya, BEI telah memiliki 4 indeks saham syariah, yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index 30 (JII30), Jakarta Islamic Index 70 (JII70), dan Indeks IDX MES BUMN 17. Saham syariah (ISSI) sendiri berkontribusi sekitar 46,9% terhadap market cap IHSG.
Peluncuran IDX Sharia Growth didukung pertumbuhan pasar modal syariah yang cukup pesat dalam 10 tahun terakhir. Jumlah saham syariah naik dari 314 saham pada 2011 menjadi 493 saham saat ini. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) naik dari 3,03 triliun rupiah per hari pada 2012 menjadi 7,74 triliun rupiah per hari.