Fauzan berargumen, jika rakyat terus membayar utang obligasi rekap lewat APBN, sementara dividen jumbo mengalir ke segelintir pemilik modal, maka pertanyaan soal keadilan patut dijawab secara terbuka.
“Alasan demi stabilitas pasar tidak bisa lagi digunakan untuk menghindari audit ulang. Publik berhak tahu, apakah bailout BCA saat itu benar demi menyelamatkan sistem perbankan nasional, atau hanya demi menyelamatkan segelintir konglomerat yang kini melahirkan konglomerat-konglomerat baru?” katanya.
Dampak ke Pasar Saham
Isu bailout BCA berdampak langsung ke pasar modal. Meski fundamental BCA dinilai solid dengan pertumbuhan laba bersih dua digit, saham BBCA sempat tertekan akibat sentimen negatif.
Baca Juga: BLBI dan Saham BCA, Negara Rugi Rp87,99 T, DPR Penasaran: Pengusutan Ulang Harus Dilakukan!
“Fundamental BCA memang solid, tapi tekanan jual asing yang mencapai triliunan rupiah memperlihatkan bahwa kepercayaan pasar jangka pendek sedang terkikis. Menurut saya, bank sejuta umat ini saat ini berada di titik kritis,” kata Fauzan.***