KONTEKS.CO.ID – Disepanjang wilayah Rusia yang membentang dari Eropa Timur hingga Kaukasus dan Asia Tengah, bekas bagian dari kekaisaran Uni Sovyet yang dulunya sangat luas, kini konflik-konflik lama antar tetangga mulai terbuka kembali. Hal ini bukan suatu kebetulan tatkala Kremlin berfokus pada operasi khusus yang berlarut di Ukraina. Seperti ditulis Politico, berikut beberapa konflik yang terjadi diwilayah pengaruh Rusia:
Armenia dan Azerbaijan
Pada pekan lalu, Azerbaijan mulai menembaki kota-kota dan desa-desa jauh di dalam Armenia. Ini merupakan eskalasi paling serius di Kaukasus Selatan sejak perang berdarah tahun 2020 dibekas republik Uni Soviet. Konflik reda setelah Moskow menengahi gencatan senjata dan mengerahkan pasukan ke wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Tetapi laporan menunjukkan bahwa Kremlin telah menarik tentaranya yang terbaik dan paling berpengalaman untuk dikirim ke Ukraina dan dalam beberapa pekan terakhir. Melihat peluang ini, pasukan Azerbaijan melewati batas negara dan mengambil posisi strategis, sementara Rusia tidak dapat atau tidak mau mengirim pasukannya kembali.
Georgia
“Politico” menulis bahwa bendera Ukraina biru-kuning banyak berkibar di Tbilisi dan digantung di kantor-kantor dan gedung-gedung pemerintah, sebagai dukungan atas Ukraina. Grafiti di dinding jalan penuh dengan kata-kata kotor terhadap Putin, sementara satu bar populer meminta orang Rusia untuk menandatangani pernyataan menentang agresi negara mereka sebelum diizinkan masuk.
Kazakhstan
Pada bulan Januari, pasukan Rusia datang ke Kazakhstan sebagai bagian dari misi “penjaga perdamaian” CSTO yang ditugaskan untuk menekan protes massa yang mengancam akan menggulingkan pemerintah. Ini tidak berarti bahwa Kremlin telah mendapatkan sekutu yang dapat diandalkan.
Presiden Kassim Jomart Tokayev secara tak terduga di Forum Ekonomi di St. Petersburg pada bulan Juni, menolak untuk mengakui dua “negara kuasi seperti Lugansk dan Donetsk.”
Moldova
Negara kecil yang berisi tiga juta penduduk ini tidak mampu melepaskan pengaruh Moskow. Wilayah timur Transnistria adalah republik yang memisahkan diri dengan 1.500 tentara Rusia. Presiden Maja Sandu ingin mereka pergi dan pemerintahannya mendukung Kiev. “Perang Rusia yang tidak adil melawan Ukraina jelas menunjukkan kepada kita harga kebebasan,” kata Sandu.
Tajikistan dan Kirgistan
Rabu pekan lalu, penjaga perbatasan kedua negara terlibat baku tembak dalam bentrokan yang menewaskan dua orang. Laporan artileri dan senjata berat lainnya sekarang menyebabkan evakuasi desa-desa dikedua negara.
Tapal batas dengan garis panjang dan berliku yang disepakati kedua negara masih menyisakan ruang untuk sengketa dan kedua belah pihak saling menuduh mengobarkan konflik. Selama masa Uni Soviet, perbatasan itu tidak penting, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, Tajikistan dan Kirgistan telah berulang kali mendekati ambang perang. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"