KONTEKS.CO.ID – Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan ilmiahnya sehubungan banyaknya korban jiwa pada gempa Maroko.
Menurut Daryono dalam penjelasan gempa Maroko, gempa hebat pernah terjadi di Kota Marrakesh pada 1755. Saat itu ribuan orang tewas. Ini lantaran guncangan melanda pegunungan dengan banyak sebaran permukiman pedesaan dan kota-kota kecil.
“Wilayahnya memiliki banyak bangunan rentan dengan struktur lemah. Selain itu, gempa kuat ini terjadi pada malam hari, pukul 23.00, saat warga sedang tinggal di rumah,” cuit @DaryonoBMKG, terlihat Minggu 10 September 2023.
Dia menambahkan, gempa Maroko yang terjadi saat ini berdasarkan magnitudonya sebanding dengan gempa merusak bersejarah yang menghancurkan Kota Marrakesh. Gempa ini berkekuatan Magnitudo M6,5-7,0 dan terjadi pada 27 November 1755.
“Gempa Maroko Magnitudo 6,9 ini mengingatkan kita pada peristiwa gempa dahsyat yg mengguncang Agadir, Maroko dengan Magnitudo 5,8 pada 29 Februrai 1960. Meski magnitudo gempa relatif kecil, gempa merusak Agadir menewaskan lebih dari 10.000 orang, dan menjadi gempa paling mematikan dalam sejarah Maroko,” papar “Mantri Gempa” ini lagi.
Selain Kota Marrakesh, sebut dia, Ouarzazate, Essaouira, Safi, Agadir, Casablanca dan Errachidia ikut terdampak. Tidak hanya di Maroko, gempa kerak dangkal tersebut guncangannya terasa hingga Portugal, Spanyol, dan Aljazair.
Kota Marrakesh Maroko mengalami kerusakan paling parah karena dekat sumber gempa. Belum lagi dengan keberadaan bangunan-bangunan tua yang rentan runtuh akibat guncangan gempa.
Lebih lanjut dia mengatakan, gempa merusak Maroko terjadi di wilayah jalur sumber gempa sesar aktif yang sudah terpetakan. Namun zona ini dikenal dengan riwayat kegempaan yang relatif rendah.
“Hingga pukul 16.25 WIB sore (Sabtu), hasil monitoring Gempa Maroko Mw6,9menunjukkan telah terjadi beberapa kali aktivitas gempa susulan (aftershock). Dengan satu kali gempa susulan signifikan dengan magnitudo M4,9 pada pukul 05.30WIB yang dirasakan dalam skala intensitas VI MMI,” pungkasnya.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Maroko, lebih dari 2.000 orang tewas akibat bencana tersebut. Selain itu, 1.000 orang lainnya kritis. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"