KONTEKS.CO.ID – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menahan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (AMA) atau Gus Muhdlor, setelah diperiksa sebagai tersangka dugaan korupsi pemotongan dana insentif pegawai Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo.
Penahanan Gus Muhdlor dilakukan pada Selasa, 7 Mei 2024, setelah penyidik memeriksa yang bersangkutan selama kurang lebih 7 jam.
Setelah pemeriksaan, Gus Muhdlor langsung mengenakan rompi orange dan dibawa untuk di tahan di Rumah Tahanan (Rutan) cabang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Wakil Ketua KPK Johanis Tanak, Gus Muhdlor ditahan penyidik selama 20 hari pertama. Penahanan hingga 26 Mei 2024 mendatang.
“Ditahan untuk kebutuhan penyidikan, Tim Penyidik menahan tersangka AMA,” kata Tanak saat konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Mei 2024.
Diektahui bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga Bupati Sidoarjo, Jawa Timur, Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor, menerima bagian uang korupsi melalui sopir pribadinya.
Menghilang Saat OTT
Saat dilakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Sidoarjo pada 25-26 Januari 2024, nama Gus Muhdlor mencuat karena dia diduga kuat mengetahui korupsi yang dilakukan oleh banyak pegawainya.
Dalam OTT tersebut, ada belasan orang yang ditangkap. Termasuk BPPD Sidoarjo Ari Suryono dan Bendahara sekaligus Kepala Sub Bagian (Kasubag) Umum dan Kepegawaian BPPD Sidoarjo Siskawati.
Penyidik juga menangkap kakak ipar Gus Muhdlor bernama Robith Fuadi dan asisten pribadinya bernama Aswin Reza Sumantri. Tapi saat penangkapan, Gus Muhdlor lolos dan menghilang.
Cukup lama menghilang, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sempat menggeledah rumah dinas Gus Muhdlor yang merupakan politisi PKB.
Mendadak Dukung Prabowo-Gibran
Satu hari setelah penggeledahan itu atau pada Kamis, 1 Februari 2024, Gus Muhdlor mendadak deklrasi dukung capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Penggeledahan setelah peristiwa tangkap tangan KPK di Sidoarjo terkait kasus dugaan pungli Rp2,7 miliar. Sebanyak 12 penyidik KPK menggeledah rumah dinas Mudhlor pada Rabu, 31 Januari 2024.
Gus Muhdlor bersama keluarga besar Pondok Pesantren Bumi Sholawat deklarasi dukung Prabowo dan Gibran. Sebelum ada operasi tangkap tangan (OTT), dia adalah pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Deklrasi dukungan untuk Prabowo-Gibran dilakukan dengan tajuk ‘Nderek Kyai Prabowo-Gibran’ dan digelar di lapangan Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, Desa Lebo, Sidoarjo
Deklarasi ini dihadiri seluruh keluarga besar Ponpes Bumi Sholawat. Terlihat juga puluhan kiai dan ulama seperti Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat Gus Aria Muhammad Ali, KH Agoes Ali Masyhuri yang merupakan ayah Muhdlor.
Ikut juga Bupati Gresik Fandi Akhmad yang tak lain ipar Gus Muhdlor, dan Syaikhul Islam anggota DPR RI fraksi PKB. yang juga kakak dari Gus Muhdlor. Hadir juga Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, KH. Asep Saifuddin Chalim.
Setelah dua kali mangkir memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Gus Muhdlor akhirnya datang untuk diperiksa sebagai tersangka korupsi pada Selasa, 7 Mei 2024. Dia kemudian ditahan KPK.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"