“Perangkat ini dapat diterapkan untuk aplikasi high-speed optical-electrical conversion dan transmitter radio berbasis serat optik,” tutur Ken.
Disampaikannya, pengembangan teknologi sub-terahertz dan jaringan cloud cerdas menjadi dua elemen krusial menuju penerapan 6G secara penuh.
“Pentingnya inovasi material dan integrasi sistem dalam pengembangan perangkat telekomunikasi pada generasi mendatang,” tandasnya.
Baca Juga: Hasan Nasbi Bantah Pemerintahan Prabowo di Bawah Kendali Jokowi, Bawa-Bawa Nama Amerika Serikat
Pada kesempatan yang sama, Arief Indra Irawan, PhD student di Okayama University, membahas pendekatan privacy processing dalam service function chaining (SFC) di area multi-domain virtual networking, sebagai bagian dari strategi menuju komunikasi cloud intelijen 6G.
“Teknologi virtualisasi jaringan kini menjadi fondasi penting untuk efisiensi sistem telekomunikasi. Dengan jaringan virtual, infrastruktur menjadi lebih fleksibel karena setiap layanan dapat diatur sesuai kebutuhan aplikasi,” ujar Arief.
Dikatakan Arief, penerapan algoritma deep reinforcement learning (DRL) dalam penempatan fungsi jaringan, memungkinkan sistem melakukan pengambilan keputusan secara mandiri dan adaptif.
“Hal ini penting, mengingat, 6G menuntut konektivitas full-dimensional multi-access yang melingkupi integrasi darat, udara, dan satelit. Keputusan jaringan harus bersifat cerdas lantaran DRL mampu melakukan optimasi jangka panjang berdasarkan lingkungan operasional,” pungkasnya. ***