• Senin, 22 Desember 2025

Tak Mau Kalah dari China dan AS, Indonesia Kembangkan Teknologi 6G

Photo Author
- Sabtu, 29 November 2025 | 10:20 WIB
Peneliti Indonesia melalui BRIN melakukan pengembangan teknologi seluler 6G. (Foto: Giz China)
Peneliti Indonesia melalui BRIN melakukan pengembangan teknologi seluler 6G. (Foto: Giz China)

KONTEKS.CO.ID – Ilmuwan China dan Amerika Serikat (AS) tengah berlomba mengembangkan 6G, yakni generasi keenam dari teknologi jaringan seluler penerus 5G.

Tak ingin ketinggalann, Indonesia juga tengah mengembangkan teknologi 6G yang menawarkan kecepatan jauh lebih tinggi dengan latensi sangat rendah tersebut.

Pengembangan di Indonesia dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Saat ini mereka mengembangkan teknologi sub-terahertz berbasis optikal dan penerapan jaringan cloud cerdas yang mendukung implementasi 6G.

Baca Juga: Enam Rekomendasi Tumbler di Bawah Rp300 Ribu, Ada Tumbler Tuku!

Peneliti Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Ken Paramayudha, mengatakann, riset pengembangan device sub-terahertz berbasis optikal untuk teknologi telekomunikasi beyond 5G.

Dijelaskannya, spektrum sub-terahertz menjadi salah satu kandidat utama teknologi komunikasi kecepatan tinggi pada era 6G.

“Teknologi telekomunikasi akan semakin maju dan beralih menuju 6G. Di mana, kebutuhan akan kecepatan data dapat mencapai hingga seratus kali lebih cepat dibanding 5G,” ungkap Ken, pada webinar PRT #6, bertema “Teknologi Kunci untuk Beyond 5G: Inovasi Spektrum Sub-THz dan Arsitektur Jaringan Terdistribusi”, baru-baru ini.

Baca Juga: NCT WISH Bakal Konser di Jakarta Januari 2026, Cek Harga Tiketnya di Sini

Ken menjelaskan, tantangan dalam merancang perangkat yang mampu membangkitkan sinyal sub-terahertz secara efektif dan berkelanjutan.

Salah satu pendekatan yang digunakan adalah difference frequency generation (DFG) dengan memanfaatkan material optik non-linear yang diintegrasikan ke dalam rectangular waveguide.

“Metode ini mampu menghasilkan continuous wave signal dan bekerja pada temperatur ruangan,” katanya.

Pada hasil riset berupa perangkat mampu memproduksi sinyal hingga 100 GHz. Hasil yang dianggap penting sebagai pijakan awal menuju implementasi frekuensi sub-terahertz dalam sistem komunikasi masa depan.

Baca Juga: Gawat! Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Solok Diterjang Banjir Bandang, Petani Terancam Gagal Panen

Melalui pendekatan desain berbasis resonansi dan simulasi CST, Ken membuktikan integrasi teknologi fotonik dan microwave mampu meningkatkan efisiensi penguatan sinyal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X