Tips: Cek latar belakang tim di LinkedIn atau media kripto terpercaya. Waspadai proyek dengan tim anonim tanpa rekam jejak.
5. Komunitas dan Transparansi
Protokol yang aman biasanya memiliki komunitas aktif dan transparan dalam menyampaikan informasi, termasuk soal update, bug, dan governance.
Tips: Gabung ke komunitas mereka di Discord atau Telegram dan lihat bagaimana mereka menanggapi pertanyaan dan kritik.
6. Riwayat Serangan atau Eksploitasi
Cari tahu apakah protokol pernah diretas atau dieksploitasi. Beberapa protokol bisa belajar dari insiden, tapi yang lain mengabaikan masalah keamanan.
Tips: Gunakan situs seperti rekt.news untuk mengetahui daftar protokol yang pernah diretas dan kerugiannya.
Baca Juga: Rekomendasi Twibbon Tahun Baru Islam 1447 H Gratis dan Terbaru, yuk Bagikan di Medsos Kalian!
7. Mekanisme Governance dan Kontrol
Protokol yang mendistribusikan kekuasaan kepada komunitas (via DAO, misalnya) cenderung lebih aman dari manipulasi oleh pihak tunggal.
Tips: Periksa whitepaper atau dokumentasi resminya tentang cara keputusan diambil.
Tidak semua protokol kripto diciptakan sama. Untuk meminimalkan risiko kehilangan aset, selalu lakukan riset mendalam.
Baca Juga: Mentan Amran Bongkar Dugaan Penipuan Beras, Rakyat Bisa Tekor Rp99 Triliun Sia-sia
Keamanan adalah tanggung jawab bersama: dari developer, komunitas, hingga pengguna akhir.
Ingat: Jangan pernah menginvestasikan lebih dari yang siap kamu relakan hilang. Gunakan dompet non-custodial, aktifkan 2FA, dan simpan private key-mu dengan aman.***