"Fitur ini dapat memberi kendali kepada pengguna untuk menetapkan batas waktu menonton Shorts. Intervensi kecil seperti ini penting untuk membantu anak dan remaja belajar mengatur diri," jelas Suwandi.
Ia menekankan bahwa kesehatan mental akan menjadi salah satu fokus utama YouTube di Indonesia ke depan, mengingat banyaknya tantangan digital yang dihadapi generasi muda.
"Kami sangat serius dengan komitmen kami soal kesehatan mental, dan ini akan menjadi topik yang akan terus menjadi fokus YouTube ke depannya,” tutup Suwandi
Namun, YouTube tidak melangkah sendiri. Suwandi menekankan perlunya kolaborasi kuat antara platform, kreator konten, psikolog, dan komunitas kesehatan mental agar misi ini dapat berjalan maksimal dan menjangkau lebih banyak anak muda di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Kejagung Geledah Rumah Pejabat Pajak, Menkeu Purbaya Beri Peringatan Keras
Dengan hadirnya Mental Health Shelf dan pembatasan Shorts, YouTube menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem digital yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendukung kesehatan mental pengguna.
Lewat fitur-fitur ini, remaja diharapkan bisa lebih mudah menemukan informasi terpercaya serta mengontrol kebiasaan menonton mereka.***
Artikel Terkait
Cara Kreatif Menghasilkan Uang dari YouTube di Tahun 2025
TikTok Gila-Gilaan! Konten Kreator Kini Bisa Raup 90 Persen dari Pendapatan, Lebih Besar dari YouTube dan Instagram
Layanan YouTube Mulai dari Video, TV hingga Music Kompak Down
YouTube Pakai AI Sulap Video Buram Jadi Super Tajam 4K! Nonton di TV Jadi Serasa Bioskop!
Prof Henri: Platform Digital Harus Lakukan Moderasi, YouTube Jangan Hanya Raup Untung