Sementara Apple, meski relatif tenang di permukaan, mulai mengantisipasi dampak AI terhadap masa depan ekosistem aplikasinya.
Meta mencoba menempuh jalur berbeda dengan menjadikan model AI mereka, Llama, sebagai open source.
Langkah ini bertujuan agar banyak pihak bisa membangun solusi di atas platform Meta, menciptakan ekosistem yang kuat dan saling terhubung.
Perang Masa Depan Dimulai dari Sekarang
Baca Juga: Luhut Sebut Besaran Anggaran MBG 2026 Capai Rp300 Triliun, Naik Hampir 2 Kali Lipat
Zuckerberg tampaknya tidak ingin hanya menjadi penonton dalam revolusi kecerdasan buatan.
Ia ingin Meta menjadi pelaku utama, bahkan pionir dalam pengembangan superintelligence.
Meskipun jalan yang ditempuh penuh risiko, taruhannya sangat besar: masa depan teknologi dan posisi Meta di puncak industri.
Apakah ambisi Zuckerberg akan terwujud?
Atau justru ini awal dari tantangan baru yang lebih rumit?
Waktu yang akan menjawab.***
Artikel Terkait
Realme GT 7: Flagship Tangguh dengan Performa Gahar dan Harga Terjangkau
Cara Menggunakan MyPertamina untuk Pembelian BBM Non Tunai, Solusi Aman dan Praktis
Spesifikasi Garang Jet Tempur KAAN Turki, Penantang Serius F-35 yang Mau Dibeli Indonesia
Android 16 Resmi Rilis Lebih Awal! Ini Deretan Fitur Canggih dan Desain Barunya yang Bikin Takjub
Spesifikasi Lengkap Jet Tempur KAAN Turki yang Dibeli Indonesia: Dog Fight Nggak Ada Lawan!