"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” imbaunya.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km," ujarnya.
Baca Juga: Panglima TNI Tegaskan Oknum Penembak Bos Rental Diproses Sesuai Hukum
"Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” katanya.
Sebagai informasi, Gunung Merapi yang berada Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah itu masih berada pada status Level Siaga (Level 3). Status tersebut berlaku sejak 5 November 2020.***