Ke depan, BNPB menegaskan bahwa percepatan pembangunan huntap akan dilakukan dengan pendekatan holistik, memperhatikan aspek keamanan, keberlanjutan lingkungan, dan pemulihan sosial ekonomi masyarakat terdampak.
Pembangunan huntap tidak hanya berorientasi pada percepatan fisik bangunan, tetapi juga pada keberlanjutan kehidupan warga secara menyeluruh.
Di sisi lain, BNPB juga terus mengintensifkan penanganan darurat banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera Utara sebagai bagian dari respons bencana yang komprehensif.
Baca Juga: Fuku-Matsu Mengamuk! Juara SEA Games Malaysia Tersingkir di Semifinal BWF World Tour Finals 2025
"Hingga Jumat, 19 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia mencapai 369 jiwa," katanya.
Fokus utama saat ini adalah percepatan operasi SAR di empat sektor krusial guna mencari 71 orang yang masih dilaporkan hilang.
"Upaya tersebut sejalan dengan percepatan pemulihan infrastruktur di 12 kabupaten/kota terdampak di Sumatera Utara," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Beri Izin Warga Manfaatkan Kayu Banjir di Sumatra, Ini Syaratnya
Tercatat 362 titik gangguan infrastruktur telah diidentifikasi dan ditangani secara bertahap, meski beberapa koridor utama seperti Tarutung–Sibolga dan Sibolga–Batangtoru masih memerlukan penanganan intensif.
Seiring pemulihan infrastruktur, BNPB juga mempercepat distribusi bantuan logistik. Distribusi logistik pada Jumat kemarin yang disalurkan telah mencapai 9,69 ton, mencakup kebutuhan pangan, sanitasi, dan alat evakuasi.
Baca Juga: KPK Tetapkan Bupati Bekasi Ade Kuswara Tersangka, Skema Ijon Proyek Jadi Sorotan Publik
Seluruh rumah sakit dan puskesmas di Sumatera Utara pun beroperasi penuh untuk mendukung layanan kesehatan masyarakat terdampak.
BNPB menegaskan komitmennya untuk tidak hanya membangun hunian dan infrastruktur, tetapi juga menghadirkan rasa aman dan harapan baru agar masyarakat terdampak dapat bangkit dan melanjutkan kehidupan dengan lebih baik.***