KONTEKS.CO.ID - Lebih dari sepekan pascabencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh pada akhir November 2025, ribuan penyintas masih bertahan di pos-pos pengungsian.
Keterbatasan air bersih, listrik, dan akses logistik membuat warga sepenuhnya bergantung pada bantuan yang mengalir dari pemerintah maupun berbagai elemen masyarakat.
Di balik angka-angka korban yang terus diperbarui, kisah para penyintas memperlihatkan betapa beratnya kehidupan setelah bencana.
Baca Juga: Luruskan Kabar Bantuan Beras Korban Banjir Sumatra Rp60 Ribu per Kg, Wamentan: Itu Typo
Banyak di antara mereka kehilangan anggota keluarga, rumah yang tersapu arus deras, hingga harta benda termasuk ternak, sumber penghidupan yang selama ini mereka andalkan.
Sebuah rekaman yang beredar di media sosial menambah gambaran nyata kondisi tersebut.
Video itu memperlihatkan keluhan sekaligus ketegaran warga yang tengah berada di salah satu desa pedalaman Aceh.
Seorang pria paruh baya, penyintas banjir, mengaku sangat terbantu atas bantuan pakaian yang diterima, meski sebagian besar pakaian tersebut diperuntukkan bagi perempuan.
Tanpa ragu, ia tampil mengenakan daster dan kerudung ketika berbicara di depan kamera.
“Terima kasih bantuan kalian saudaraku,” ujarnya dalam video yang diunggah akun Instagram @undercover.id, Rabu, 10 Desember 2025.
Baca Juga: IPB Kirim Satu Ton Rendang Daya Tahan Dua Tahun untuk Korban Bencana Banjir Sumatra
Demi Bertahan dari Dinginnya Malam
Cuplikan lain menunjukkan seorang pria lain yang juga memakai daster dan jilbab berwarna hitam sambil menyalakan tungku api untuk menghangatkan diri.
Ia mengaku tidak memiliki pilihan lain selain memanfaatkan pakaian apa pun yang tersedia di posko.