KONTEKS.CO.ID - Penanganan darurat bencana di Sumatra Utara terus dipacu, terutama di wilayah Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
Tiga daerah itu menjadi yang terkena dampak terparah banjir dan longsor.
Di Sibolga, tiga orang masih dalam pencarian. Sementara, di Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan sejumlah warga juga dilaporkan hilang.
Kepala BNPB Suharyanto menegaskan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) harus dilakukan 24 jam penuh.
“Operasi ini dipimpin Basarnas dengan dukungan TNI, Polri, serta relawan setempat,” ujarnya.
Sejalan dengan upaya SAR, distribusi bantuan logistik terus dipercepat, terutama ke wilayah yang masih terisolasi di Tapanuli Tengah.
Baca Juga: Sabtu Malam Akses Darat Lima Kabupaten Aceh Kembali Terbuka, Distribusi Bantuan Dipercepat
Untuk menjangkau lokasi terpencil, BNPB menyiagakan helikopter MI-17 dan dua helikopter tambahan guna mengirimkan bantuan pangan dan peralatan darurat melalui udara.
Akses darat menuju Sibolga dari Tarutung hingga kini belum dapat dilalui akibat sejumlah titik jalan masih tertimbun longsor.
“Untuk mempercepat suplai bantuan, jalur laut melalui Pelabuhan Jago-Jago akan dioptimalkan dengan dukungan kapal TNI Angkatan Laut,” kata Suharyanto.
Baca Juga: Airbus Sebut Radiasi Matahari Picu Masalah Pesawat A320, Keterangan Resmi
Pemulihan komunikasi di wilayah terdampak juga menjadi perhatian. BNPB telah mendistribusikan unit Starlink ke sejumlah daerah, termasuk Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Tapanuli Selatan, guna memastikan koordinasi darurat tetap berjalan.
Upaya terpadu ini diharapkan dapat mempercepat evakuasi korban serta pemulihan awal di kawasan terdampak bencana di Sumatra Utara.***