daerah

Tim SAR Gabungan Ungkap Kesulitan Upaya Penyelamatan Pendaki Asal Brasil di Jurang Gunung Rinjani

Rabu, 25 Juni 2025 | 15:32 WIB
Tim SAR Gabungan berupaya melakukan penyelamatan terhadap pendaki perempuan asal Brasil di Gunung Rinjani. (Humas Polri)

KONTEKS.CO.ID - Hingga Rabu 25 Juni 2025 siang, Tim SAR Gabungan masih melakukan upaya evakuasi terhadap JDSP, 27. Yakni, pendaki perempuan asal Brasil yang terjatuh di tebing Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Gunung Rinjani.

Operasi penyelamatan melibatkan Tim SAR Gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Polres Lombok Timur dan Tim SAR Kompi 3 Batalyon B Satuan Brimob Polda NTB, TNI, BPBD, Damkar, serta relawan.

Upaya penyelamatan dilakukan sejak Sabtu 21 Juni 2025. Namun Tim SAR Gabungan menemukan korban sudah keadaan meninggal dunia pada Selasa 24 Juni 2025, di kedalaman jurang sekitar 600 meter.

Baca Juga: DJP Siapkan Aturan Baru, Marketplace Akan Pungut Pajak dari Penjual, Cek Aturannya di Sini

Menurut Tim SAR Gabungan, mereka menghadapi banyak hambatan sejak pertama melakukan penyelamatan.

Medan terjal serta kontur vertikal menjadi tantangan besar bagi tim di lapangan. Upaya pertama evakuasi dilakukan dengan pemasangan tali sepanjang 300 meter.

Sayangnya, korban ternyata terus terperosok ke kedalaman lebih jauh sehingga tak berhasil dijangkau tim penyelamat. 

Baca Juga: Rizky Ridho Resmi Menikah, Shin Tae-yong Kirim Ucapan Haru dari Korea

Salah satu anggota tim bahkan harus bermalam di ketinggian 200 meter menggunakan teknik flying camp demi menjaga titik evakuasi.

“Hingga hari ini, tim gabungan masih terus melakukan upaya-upaya maksimal untuk upaya penyelamatan korban,” kata Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Mohammad Kholid, di Mataram pada Selasa 24 Juni 2025.

Pada pagi harinya, upaya dilanjutkan menggunakan drone thermal untuk mengidentifikasi posisi korban. Hasil observasi pada Senin 23 Juni 2025 menunjukkan korban dalam keadaan tersangkut di dinding tebing pada kedalaman sekitar 500 meter. Namun tak terlihat adanya pergerakan.

Baca Juga: Cara Ikut E-IPO di Bareksa: Panduan Lengkap untuk Pemula

Dua anggota tim rescue sempat mencoba turun hingga kedalaman 350 meter untuk melakukan pemasangan anchor tambahan. Tetapi dua overhang besar pada jalur tebing membuat metode pemasangan anchor tidak memungkinkan. 

Pilihan satu-satunya adalah climbing vertikal, teknik yang hanya bisa dilakukan jika cuaca mendukung.

Namun kabut tebal dan kondisi basah akibat hujan menghambat pandangan serta meningkatkan risiko. Demi keselamatan personel, tim memutuskan untuk sementara mundur ke posisi aman sembari menunggu jendela cuaca yang lebih baik.

Baca Juga: Deretan Mobil Terlaris di Iran Sebelum Digempur Israel, Jangan Kaget Ada Peugeot Model 406!

“Ini adalah misi kemanusiaan yang tidak mudah. Koordinasi lintas instansi sangat vital dalam operasi ekstrem seperti ini. Dukungan dan doa masyarakat sangat berarti bagi keberhasilan dan keselamatan tim di lapangan,” pungkas Kombes Pol Kholid. ***

Tags

Terkini