• Senin, 22 Desember 2025

Sejumlah Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Hingga 11 Juli, BMKG Ungkap Penyebab Hujan di Musim Kemarau

Photo Author
- Senin, 8 Juli 2024 | 09:13 WIB
BMKG ungkap alasan hujan masih terjadi di musim kemarau 2024 (foto: freepik.com/wirestock)
BMKG ungkap alasan hujan masih terjadi di musim kemarau 2024 (foto: freepik.com/wirestock)

KONTEKS.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan alasan hujan masih sering turun meski puncak musim kemarau.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengonfirmasi bahwa sebagian besar wilayah Indonesia memang telah memasuki musim kemarau.

Namun, kata Guswanto, hujan di musim kemarau bukanlah hal yang mustahil.

Meski 77,27 persen wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim kemarau pada Juli dan Agustus.

BMKG memprediksi durasi musim kemarau berlangsung selama 3 hingga 15 dasarian untuk 63,95 persen wilayah, ini tidak berarti hujan akan sepenuhnya absen.

"Ada hujan, meskipun kisaran di bawah 50 mm per dasarian," terang Guswanto mengutip Senin 8 Juli 2024.

Dalam pekan ke depan, BMKG memperkirakan peningkatan curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah Indonesia.

Dinamika atmosfer skala regional-global, termasuk aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua, menyebabkan fenomena ini.

Selain itu, suhu muka laut yang hangat di sekitar perairan Indonesia juga mendukung pertumbuhan awan hujan.

Prediksi Cuaca dan Imbauan BMKG


Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, memprediksi berbagai wilayah Indonesia akan mengalami potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau angin kencang pada 5-11 Juli 2024.

BMKG memprediksi bahwa Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua akan terdampak.

Andri mengimbau masyarakat waspada potensi banjir dan longsor. Terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perbukitan, dataran tinggi, serta sepanjang aliran sungai.

"Selagi masih turun hujan, sebaiknya dimanfaatkan untuk menabung air. Hemat dan gunakan air secara bijak agar memiliki cadangan air saat puncak musim kemarau melanda," ujarnya.

Dengan memahami dinamika cuaca dan fenomena atmosfer yang terjadi, masyarakat diharapkan dapat lebih siap menghadapi perubahan cuaca yang tak terduga.

Informasi terbaru dari BMKG sangat penting untuk diikuti agar langkah-langkah antisipatif dapat dilakukan dengan baik.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Firman Ramadhan

Tags

Terkini

X