KONTEKS.CO.ID - Kerbau dalam budaya Toraja memiliki makna yang jauh lebih dalam dari sekadar hewan ternak.
Dalam masyarakat Toraja kerbau menjadi unsur utama dalam upacara adat Rambu Solo.
Itu adalah ritual penghormatan terakhir bagi orang yang meninggal dunia.
Baca Juga: Pandji Pragiwaksono Terancam Denda 50 Kerbau Akibat Candaan soal Adat Toraja
Karena perannya yang sangat penting, harga kerbau Toraja bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per ekor.
Keberadaan kerbau dalam setiap prosesi Rambu Solo juga dianggap sebagai simbol status sosial pemiliknya.
Semakin banyak dan semakin langka jenis kerbau yang dikorbankan, semakin tinggi pula kedudukan keluarga yang melaksanakan upacara tersebut.
Baca Juga: Pajak Khusus dan Kawasan Industri Tembakau Ditargetkan Mulai Desember, Tekan Rokok Ilegal
Inilah salah satu alasan mengapa kerbau Toraja begitu bernilai dan dihormati.
Dalam pemakaman besar, terutama bagi kalangan bangsawan, jumlah kerbau yang disembelih dapat mencapai puluhan bahkan ratusan ekor.
Dagingnya kemudian dibagikan kepada warga sekitar sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan bagi almarhum.
Baca Juga: Banding Malaysia Ditolak FIFA, Tujuh Pemain Naturalisasi Tetap Diskors
Setiap jenis kerbau memiliki tingkatan nilai dan makna tersendiri, yang dapat dilihat dari bentuk tanduk, ukuran tubuh, serta pola warna kulitnya.
Karena itu, setiap pesta adat di Toraja selalu menjadi ajang menampilkan berbagai jenis kerbau langka yang mungkin tidak ditemukan di daerah lain.
Artikel Terkait
Keindahan Ollon Boggakaradeng: Wisata Alam Spektakuler di Tana Toraja
Tiba di Tana Toraja, Ganjar Pranowo Disambut Teriakan Presiden Rakyat
4 Destinasi Wisata Terbaik di Toraja, Sayang Terlewat Saat Momen Liburan
Korban Tewas Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang dan 2 Masih Hilang, Ini Identitasnya
Materi Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono Dinilai Lecehkan Budaya Toraja, Didesak Minta Maaf