Giliran Keerom Papua Diguncang Gempa M6,5, BMKG Imbau Warga Waspada Penuh

KONTEKS.CO.ID - Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo (M) 6,5 mengguncang wilayah timur laut Keerom, Papua pada Jumat, 10 Oktober 2025 sekitar pukul 09.08 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan episenter gempa terletak pada koordinat 3,29 Lintang Selatan dan 148,28 Bujur Timur, atau sekitar 835 kilometer timur laut Keerom dengan kedalaman 76 kilometer.

Gempa berkekuatan menengah hingga kuat ini berpusat cukup jauh dari daratan Papua. Namun, dengan kedalaman 76 kilometer, getarannya berpotensi dirasakan di sejumlah wilayah pesisir timur Indonesia dan kawasan sekitar Samudera Pasifik barat.

Baca Juga: Peringatan Dini Tsunami Gempa M7,6 di Sulawesi Utara, Jauhi Pantai Hingga Pukul 14.00 WIT

Hingga berita ini tayang, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan, korban jiwa, atau peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG.

Meskipun demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan serta memastikan akses informasi hanya melalui sumber resmi.

"Pastikan informasi hanya bersumber dari BMKG dan pihak berwenang," lanjut BMKG.

Karakteristik gempa dengan kedalaman menengah seperti ini umumnya dapat dirasakan dalam cakupan wilayah yang luas, tetapi tidak selalu menimbulkan kerusakan berat.

Namun, bila pusat gempa terjadi di bawah laut, potensi pergeseran dasar laut perlu terus dipantau untuk memastikan tidak ada risiko tsunami.

Baca Juga: Gempa Dahsyat M7,6 Hantam Melonguane Sulut, Guncangan Terasa hingga Manado dan Bitung

BMKG menekankan pentingnya langkah kesiapsiagaan bagi masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir Papua dan kawasan timur Indonesia.

Warga diimbau agar menjauh dari bangunan tinggi atau rapuh yang berpotensi runtuh, tidak panik dan tetap tenang saat merasakan getaran, memastikan jalur evakuasi terbuka dan aman, memantau informasi terkini dari kanal resmi BMKG.

"BMKG akan terus memperbarui informasi terkait gempa bumi ini seiring analisis data yang lebih mendalam dan lengkap. Masyarakat diharapkan tidak mudah percaya pada kabar atau isu yang belum terverifikasi," sebut BMKG.***