KONTEKS.CO.ID – Empat rumah di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, rusak di bagian dinding akibat gempa Magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah tersebut pada Selasa malam, 30 September 2025, pukul 23.49 WIB.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025, mengatakan, jumlah tersebut dari hasil monitoring sementara per pukul 01.00 WIB.
"Hasil laporan visual, kondisi dinding rumah warga roboh dan puing berserakan jatuh ke tanah," ujarnya.
Data sementara untuk wilayah terdampak di Kabupaten Sumenep meliputi empat kecamatan seperti Gayam, Nonggunong, Talango dan Saronggi.
"Belum ada laporan mengenai korban jiwa dari fenomena geologi tersebut," katanya.
BNPB akan terus berkoordinasi dengan lintas instansi gabungan baik di pusat maupun di daerah.
Mulai pagi ini, tim BPBD akan kembali turun ke lapangan untuk monitoring, kaji cepat dan mengambil upaya lain yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.
"Data perkembangan terbaru akan dilaporkan secara berkala," ujar Abdul Muhari.
BNPB mengimbau warga agar tetap tenang, tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan.
Sebagai langkah kesiapsiagaan, masyarakat disarankan segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan.
"Menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting termasuk senter," ujarnya.
Selain itu, warga juga dihimbau untuk mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran.
Bagi para warga yang sedang berada di gedung tinggi, disarankan untuk tidak menggunakan lift sementara waktu jika terjadi gempa bumi. Sebagai alternatif yang aman, warga dapat menggunakan tangga darurat.
Sebagai penguat sistem peringatan dini, masyarakat juga dapat membuat alarm darurat dari perkakas rumah tangga seperti panci atau kaleng bekas yang disusun atau ditumpuk ke atas.
"Jika terdapat guncangan dari aktivitas gempa bumi, maka perkakas itu akan terjatuh dan menimbulkan suara sebagai pertanda adanya bahaya," katanya.
Masyarakat diharapkan hanya mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD melalui kanal terpercaya, serta tidak terpancing oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya.***
Artikel Terkait
Gempa Dangkal Guncang Maluku Tengah, Berkekuatan Magnitudo 5,1
137 Rumah Rusak dan 550 Jiwa Terdampak Akibat Gempa M5,7 Jawa Timur
Gempa M4,9 Guncang Garut, Getaran Terasa hingga Sukabumi
BMKG Ingatkan DIY Waspada Ancaman Gempa Megathrust, Ini Isyaratnya
Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, Warga Berhamburan Keluar Rumah