Komdis Hukum Berat Yuran Fernandes, PSTI Sebut PSSI Anti Kritik

KONTEKS.CO.ID - Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) mengecam Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) soal hukuman kepada Kapten PSM Makassar, Yuran Fernandes.

Diketahui, PSSI melalui Komisi Disiplin menghukum Yuran Fernandes yang melakukan kritik terhadap kualitas wasit di Liga 1 Indonesia melalui akun media sosialnya.

Ketua umum PSTI, Ignatius Indro menilai tindakan Komdis PSSI ini menunjukkan tindakan anti kritik dari PSSI tanpa menelaah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.

Baca Juga: Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

"Ini jelas menunjukkan PSSI organisasi anti kritik, karena seharusnya kritik yang disampaikan ditelaah penyebabnya," ujar Indro dalam keterangan tertulis, Minggu 11 Mei 2025.

"Karena kualitas wasit di Liga Indonesia memang masih memprihatinkan. Anehnya PSSI bukannya melihat dan memperbaiki kualitas wasit tapi malah menghukum berat pengeritik," tegas Indro.

Indro menegaskan, hukuman seberat itu bukan diberikan pada pemain-pemain yang melakukan kritik terhadap wasit tapi ada hal lain yang harusnya dilakukan oleh PSSI.

Baca Juga: Peluang Jokowi-Gibran Gabung MKGR, Petinggi Golkar: Kami Membuka Pintu Seluas-luasnya

"Hukuman 12 bulan dan sejumlah biaya ini sangat keras terhadap seorang pemain yang melakukan kritik," ucapnya.

Hukuman sekeras ini harusnya untuk orang-orang yang terlibat suap dalam pertandingan. oleh sebab itu PSSI harus menyelidiki keputusan-keputusan yang dirasa mencurigakan," lanjut Indro.

Indro menjelaskan, tindakan anti kritik PSSI terjadi tidak hanya kali ini saja melainkan terjadi di berbagai hal.

Seperti, penggunaan buzzer untuk menyerang media sosial orang-orang yang kritis terhadap kebijakan PSSI.

Baca Juga: BTN Tegaskan Komitmen Kesetaraan Gender, Dukung Pemberdayaan Srikandi BTN

"Kejadian hukuman kepada Yuran ini semakin menunjukkan kalau PSSI memang organisasi anti kritik, sebelumnya bagaimana penggunaan buzzer untuk menyerang orang-orang yang mengkritik kebijakan PSSI, ataupun tingkah beberapa exco PSSI yang emosional menanggapi kritik," ujarnya.