otomotif

Lindungi Industri Dalam Negeri, 70.000 Mobil Listrik China Menumpuk di Pelabuhan Brasil

Jumat, 20 Desember 2024 | 14:07 WIB
BYD menjadi salah satu produsen mobil listrik China yang terdampak tarif impor Brasil. (Gizmo)


KONTEKS.CO.ID - Pelabuhan Brasil dijejali lebih dari 70.000 kendaraan listrik (EV) China yang tidak terjual tahun ini. Ini mencerminkan tantangan yang semakin besar bagi produsen mobil China dalam mempertahankan pertumbuhan pesat mereka.

Brasil sebelumnya telah membebaskan EV dan hibrida dari pajak impor sebesar 35% untuk merangsang adopsi pasar.

Kebijakan ini, yang diperkenalkan dalam dekade terakhir, menarik minat produsen mobil China, yang secara efektif menciptakan sektor tersebut di negara berpenduduk lebih dari 200 juta orang.

Sementara itu, produsen lokal yang mapan, termasuk anak perusahaan raksasa global seperti General Motors, sebagian besar mengabaikan pasar listrik dan hibrida hingga saat ini.

Ketika Pemerintah Brasil, di bawah Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, memberlakukan kembali tarif impor pada Januari 2023, dimulai dari 10% dan ditetapkan naik menjadi 35% pada pertengahan 2026, produsen China merespons dengan cepat.

Baca Juga: Ancaman Nyata Bagi Indonesia, Australia Operasikan 72 Pesawat Tempur Siluman F-35

Produsen mobil China seperti BYD dan Great Wall Motor, yang tengah berupaya untuk berekspansi secara global, melihat Brasil sebagai pasar yang penting. Sebagai pasar mobil terbesar keenam di dunia, Brasil menawarkan peluang yang signifikan. Khususnya dengan negara-negara ekonomi besar lainnya yang mengadopsi langkah-langkah proteksionis.

Setelah awalnya mendominasi pasar kendaraan listrik Brasil yang sedang berkembang, produsen China kini menghadapi persaingan ketat dan permintaan yang melambat.

Antrean kendaraan di pelabuhan Brasil merupakan hasil dari upaya untuk mencegah tarif impor yang baru-baru ini diberlakukan kembali. Produsen mobil domestik, yang termotivasi oleh persaingan, telah meningkatkan penawaran dan investasi kendaraan listrik mereka, tulis Business Standard mengutip Jumat 20 Desember 2024.

Namun, tingkat pertumbuhan adopsi kendaraan listrik di Brasil mulai melandai. Ini mencerminkan tren global yang lebih luas.

Langkah BYD Melawan Tarif Brasil

BYD berada di jalur untuk melampaui USD100 miliar dalam penjualan global tahun ini. Sementara Brasil memainkan peran penting sebagai pasar internasional terbesarnya.

Baca Juga: Diputus Pailit oleh MA, PT Sritex Langsung Ajukan Peninjauan Kembali

Perusahaan yang memasuki Brasil pada tahun 2021 ini memperoleh pangsa pasar dengan menawarkan kendaraan listrik dengan harga kompetitif. Model entry-level misalnya hanya terbanderol USD19.100 (Rp310 juta) — lebih murah daripada banyak pesaing bertenaga bensin.

Menurut laporan, BYD mengirimkan inventaris dalam jumlah besar ke Brasil sebelum kenaikan tarif. Pada bulan November, perusahaan melaporkan memiliki 35.000 mobil yang tertahan di pelabuhan. Angka tersebut mewakili persediaan sekitar empat bulan.

Alexandre Baldy, Wakil Presiden Senior BYD Brasil, membela strategi ini. Alasannya, itu akan membantu mempertahankan harga yang kompetitif sambil mengatasi apa yang disebutnya sebagai industri dalam negeri yang "ketinggalan zaman".

Permintaan EV Menurun dan Tantangan Adopsi Kendaraan Listrik

Meskipun penjualan kendaraan listrik di Brasil telah meningkat, pangsa mereka dalam total penjualan mobil telah mendatar. EV menyumbang 7% dari total penjualan mobil pada bulan Januari 2023, hampir dua kali lipat dari pangsa tahun sebelumnya. Tetapi angkanya telah stagnan sejak saat itu.

Baca Juga: Khutbah Jumat Hari Ini 20 Desember 2024, Menguatkan Solidaritas Umat Islam

Dari 2 juta mobil yang terjual hingga Oktober, hanya 140.000 yang merupakan unit bertenaga listrik, menurut Anfavea, asosiasi produsen mobil Brasil.

Geografi Brasil yang luas menimbulkan tantangan tambahan untuk adopsi kendaraan listrik. Dengan infrastruktur pengisian daya yang terbatas dan jarak yang jauh antara pusat populasi, banyak konsumen tetap ragu beralih ke kendaraan listrik.

Untuk mengatasi hal ini, produsen mobil China menggandakan investasi, dengan BYD berencana untuk membuka pabrik pertamanya di luar Asia pada Maret 2025 di bekas fasilitas Ford.

Pabrik tersebut bertujuan untuk memproduksi 300.000 mobil setiap tahun dalam waktu dua tahun. BYD juga menggandakan jaringan dealernya dan memperkenalkan model-model baru, termasuk apa yang diklaimnya sebagai truk pikap hibrida pertama di negara itu.

Great Wall Motor juga mempercepat ekspansinya di Brasil. Perusahaan berencana membuka pabrik di bekas pabrik Daimler pada Mei 2025. ***

Tags

Terkini

China Perketat Aturan Gagang Pintu Kendaraan Listrik

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:21 WIB