Tugas pertama Farnam adalah membatalkan modifikasi yang telah dicoba oleh pemilik sebelumnya. “Mobil ini, ketika saya pertama kali mendapatkannya, pemilik sebelumnya sudah mencoba membuatnya menjadi listrik,” ceritanya.
"Mencoba. Mereka menggunakan baterai asam timbal kelas laut yang sangat berat ini. Dan itu benar-benar tidak baik," ucap Farnam.
Tantangan besar lainnya bagi Farnam adalah belajar mengelas. Ketika dia berusia 11 tahun.
"Pertama kali saya melihat percikan api, saya takut," katanya. “Saya tidak suka menggunakan penggiling sudut sama sekali karena terlalu banyak percikan api bagi saya. Tetapi selama Anda memiliki topeng dan Anda tidak dapat melihat percikan api, saya baik-baik saja, tidak masalah.”
Ada juga sejumlah besar kotoran. “Ketika kami pertama kali mendapatkan mobil itu, semuanya tertutup kotoran tikus, di dalam kotak sarung tangan, di mana-mana. Jadi saya harus membersihkannya. Tapi selain itu kondisinya sangat bagus, terutama untuk mobil yang berusia di atas 40 tahun,” katanya lagi.
Dan apa saja aspek yang paling menantang dalam membongkar dan membangunnya kembali? "Hal yang paling sulit mungkin adalah pas di bagian-bagiannya. Terkadang mereka tidak cocok. Jadi seperti teka-teki. Ada satu bagian yang mengarah ke sini, dan bagian lain yang mengarah ke sana,” tuturnya lagi.
Saat ini, kata Spagnola, pihaknya sedang bekerja dengannya untuk mencoba menemukan beberapa produsen komponen dan sponsor yang akan membantunya. "Kami berharap dapat membantunya membangun mimpinya. Itulah yang dimaksud dengan SEMA,” janjinya.