nasional

Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ray Rangkuti: Lebih Baik, daripada Diam-diam Seolah Netral

Rabu, 24 Januari 2024 | 14:10 WIB
Pengamat politik Ray Rangkuti (kanan) saat menjadi pembicara dalam Seminar Politik bertemakan “Mewaspadai LSM, Pihak atau Bantuan Asing yang Mengintervensi Demokrasi dan Pilpres 2024” oleh Orbit Indonesia dan XYZ+ Agency, Minggu 17 September 2023. Foto: YouTube Orbit Indonesia TV

KONTEKS.CO.ID - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan bahwa presiden dan menteri boleh kampanye dan memihak, itu lebih baik ketimbang diam-diam seolah-olah bersikap netral.

Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti kepada KONTEKS.CO.ID, Rabu, 24 Januari 2024.

"Pernyataan presiden bisa terlibat itu lebih baik, dari pada diam-diam seolah netral. Padahal dikenyataan berbagai tindakan, ucapan dan lainnya terlibat dalam pemenangan," katanya.

[irp posts="231441" ]

Ray mengatakan keterbukaan presiden yang ingin terlibat dalam kampanye dan memihak kepada salah satu calon tertentu merupakan hal yang baik.

Setidaknya, jika presiden melakukan pelanggaran kampanye, hukum Pemilu akan berlaku.

"Dan dengan begitu hukum pemilu bagi presiden aktif yang akan berkampanye dapat diterapkan," katanya.

[irp posts="231277" ]

Kendati begitu, presiden harus terlebih dahulu mengajukan cuti jika memang ingin terlibat langsung dalam kampanye Pemilu 2024.

"Antara lain dapat kampanye terbuka tapi harus terlebih dahulu menyatakan cuti dari tugas kepresidenan," ujarnya.

[irp posts="231495" ]

Ray menambahkan, Presiden Jokowi juga disarankan untuk terbuka ke publik sosok yang didukungnya di Pilpres 2024.

"Presiden tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi dalam hal memperlihatkan dukungan politiknya," tandasnya. ***

Tags

Terkini