nasional

Medsos Banjir Hoaks Rempang, Ini Saran Pakar Komunikasi ke Pemerintah

Kamis, 21 September 2023 | 19:56 WIB
Pemerintah harus mengantisipasi hoaks Rempang. Foto: kominfo

KONTEKS.CO.ID - Hoaks Rempang tengah merebak di media sosial. Pemerintah minim dalam mengomunikasikan duduk permasalahan Rempang Eco City ke publik.

Para penyebar berita bohong alias hoaks memanfaatkan momen ini dengan membawa isu SARA. Pelaku leluasa memprovokasi publik untuk mendiskreditkan salah satu program strategis nasional tersebut.

Untuk itu, pakar strategic communication mass, Tuhu Nugraha meminta Jakarta memitigasi untuk menghentikan penyebaran hoaks terkait Rempang. Kalau terbiarkan, khawatirnya akan menimbulkan perpecahan dan konflik sosial di tengah masyarakat.

"Sebaiknya yang dilakukan pemerintah adalah pertama memberikan informasi tandingan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi. Selain itu pernyataannya mesti lebih simpatik, pesan yang terkedepankan harus menyentuh sisi emosional. Karena ini bukan hanya soal perpindahan lokasi, tapi ada ikatan adat, emosional dan lainnya," kata Tuhu di Jakarta, melansir 22 September 2023.

Melalui pendekatan persuasif, ia berharap masyarakat mau berkompromi demi kepentingan yang lebih luas. Yakni, harapan pekerjaan dan kesempatan kerja yang lebih baik buat keluarga, tetangga dan anak cucu mereka.

"Dan ini harus gencar termasuk disebarkan di media sosial. Jadi pendekatan yang dikedepankan sekarang ini kan lebih ke rasional, dan kepentingan dari sudut pandang pemerintah," ujarnya.

Melawan Hoaks Rempang


Pemerintah sepertinya lupa jika sekarang ini sedang berhadapan langsung dengan masyarakat sebagai end user dari hasil proyek strategis nasional. Sebab masyarakat jika terkomunikasikan dengan alasan investasi asing pasti tidak gampang pendekatannya.

"Masih ada ketakutan 'dijajah' pihak asing dan sebagainya. Maka pesannya harus yang langsung dekat sama masyarakat lokal, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ujungnya kan harapan tentang ekonomi yang lebih baik, lalu lapangan kerja baru dari hasil investasi di Rempang," paparnya.

Untuk itu, agar ke depan tidak terjadi semacam ini seharusnya pemerintah memiliki mitigasi risiko sebelum mengeksekusi.

"Pemerintah sepertinya lupa sekarang era media sosial yang menjadi alat framing cukup efektif dalam menyebarkan hoaks, selain itu saat ini menuju tahun politik," katanya.

Terkait penyebaran hoaks di media sosial terkait Rempang, Tuhu mengajak masyarakat agar lebih jeli dan cek fakta yang ada.

"Masyarakat mesti belajar untuk cek dan ricek informasi. Nah kalau ngga punya Waktu buat cek, jangan langsung share, cukup berhenti pada diri sendiri," saran Tuhu.

Menurutnya, hoaks Rempang terkait isu SARA dapat memecah belah bangsa. "Ini sangat bahaya. Karena masyarakat Indonesia sangat beragam dan isu SARA ini hot button banget buat orang Indonesia," ucapnya.

"Jadi mesti tertangani dengan sangat hati hati, serius dan penuh empati karena banyak yang berkepentingan soal isu ini. Dan semua tahu isu mana yang mudah termainkan," pungkas Tuhu. ***

Tags

Terkini