nasional

Gempa Cianjur, Letusan Ledakan Uap Potensi Terjadi di Gunung Gede

Senin, 28 November 2022 | 15:37 WIB
Gunung Gede Pangrango. (TNGGP)

KONTEKS.CO.ID - Akibat gempa Cianjur, potensi bahaya terjadinya erupsi freatik di Gunung Gede Pangrango dapat terjadi tanpa adanya peningkatan kegempaan yang signifikan. 

Erupsi Freatik atau juga disebut letusan freatik, letusan ultra vulcanian, atau letusan ledakan uap, adalah erupsi yang terjadi ketika magma memanaskan air tanah atau air permukaan. 

Temperatur magma yang ekstrem (500 hingga 1.170 °C (930-2.100 °F) menyebabkan penguapan air yang hampir seketika menjadi uap, menghasilkan ledakan uap, air, abu, batu, dan bom vulkanik.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, saat ini tidak terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik sejak terjadinya Gempa Cianjur tanggal 21 November 2022, hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB. Tapi tetap ada ancaman potensi bahaya terjadinya erupsi freatik.

Sesuai data PVMBG, gempa vulkanik dalam hanya terekam sebanyak 2 kali dengan amplitude 21- 45 mm dan lama gempa 5-8 detik. Aktivitas kawah umumnya berupa hembusan asap putih tipis dengan tinggi 10 meter di atas puncak. 

-
Gunung Gede Pangrango. (TNGGP)

Perkembangan terakhir aktivitas adalah sebagai berikut:

1. Tidak terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik sejak terjadinya Gempa Cianjur tanggal 21 November 2022 hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB. Gempa Vulkanik Dalam hanya terekam sebanyak 2 kali dengan amplitude 21- 45 mm dan lama gempa 5-8 detik.

2. Terjadi peningkatan Gempa Tektonik lokal hingga mencapai 1031 kali dengan amplitude 4-50 mm dan lama gempa 10 – 86 detik. Gempa Terasa terjadi sebanyak 13 kali dengan intensitas skala II hingga IV MMI.

3. Aktivitas kawah umumnya berupa hembusan asap putih tipis dengan tinggi 10 meter di atas puncak. Pemantauan deformasi dengan menggunakan tiltmeter menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan) yang disebabkan oleh peningkatan Gempa Vulkanik Dalam pada tanggal 24 September 2022 namun peningkatan kegempaan ini bersifat tidak menerus.  Kondisi ini terus dipantau secara intensif dari Pos Pengamatan Gunungapi Gede.

4. Potensi bahaya saat ini adalah terjadinya erupsi freatik yang dapat terjadi tanpa adanya peningkatan kegempaan yang signifikan.

-
Gunung Gede Pangrango. (TNGGP)

Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental hingga tanggal 27 November 2022 pukul 12.00 WIB,  tingkat aktivitas Gunungapi Gede masih tetap pada Level I (Normal) dengan rekomendasi  Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan turun ke dasar kawah  dan tidak boleh mendekati kawah pada saat mendung maupun hujan.

Gunung api Gede secara administratif terletak dalam tiga kabupaten, yaitu  Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Gunungapi Gede berada pada posisi -6.78 LU dan 106.98 BT dengan tinggi puncaknya 2211 mdpl.  

Gunung api Gede dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur.

Erupsi terakhir Gunungapi Gede terjadi pada tahun 1957 dengan karakteristik berupa letusan eksplosif berupa letusan abu tebal berwarna kelabu hingga hitam, dengan tinggi kolom letusan mencapai 3 km di atas puncak. Tingkat aktivitas Gunungapi Gede pada saat ini adalah  Level I (Normal).***

Tags

Terkini