nasional

Wajib Tahu! Inilah Perbedaan NU dan Muhammadiyah

Rabu, 1 November 2023 | 06:25 WIB
Ilustrasi perbedaan NU dan Muhammadiyah. (freepik)


KONTEKS.CO.ID - Wajib tahu, inilah perbedaan NU dan Muhammadiyah. NU atau Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi dakwah di Indonesia.


Perbedaan NU dan Muhammadiyah


Organisasi Nahdlatul Ulama terkenal mempunyai toleransi pada tradisi yang ada di Indonesia sedangkan  Muhammadiyah terkenal dengan sebuah istilah Islam dan lebih terfokus pada dunia pendidikan.





Kedua organisasi tersebut adalah organisasi Islam terbedar yang ada di Indonesia. Sehingga, keduanya memiliki peran yang penting dalam kehidupan politik di Indonesia serta demokratisasi saat era reformasi di Indonesia.





Menurut Wikipedia, NU (Nahdlatul Ulama) lahir dan terbentuk di kota Surabaya tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Jadi, adanya pembentukan NU ini sebagai upaya untuk mengorganisasi peran para ulama dan pesantren yang ada di Indonesia.





Sementara, organisasi Muhammadiyah terbentuk pada tanggal 18 November 1912 oleh KH Ahmad Dahlan.


Tujuan mendirikan Muhammadiyah adalah untuk memberikan tujuan kepada upaya pemurnian ajaran Islam di Indonesia yang pada saat itu identik dengan hal mistis.





Perbedaan NU dan Muhammadiyah





Berikut ini beberapa perbedaan NU dan Muhammadiyah yang wajib kamu ketahui, yaitu:







  • Nahdlatul Ulama








  1. KH Bangkalan memiliki pengaruh yang besar.

  2. Saat sholat Subuh membaca doa qunut.

  3. Setelah Adzan membaca shalawat.

  4. Shalat Tarawih 20 rakaat.

  5. Saat membaca Nia Sholat dengan ushalli.

  6. Saat membaca niat puasa dengan nawaitu sauma ghadin dan saat wudhu membaca niat dengan membaca nawaitu wudu’a.

  7. Bacaan dzikir setelah melaksanakan shalat harus dnegan suara keras.

  8. Ketika adzan subuh dengan lafad Ashalatu khair minan naum.

  9. Saat Adzan Jum’at dua kali.

  10. Selalu menyebut Nabi dengan kata Sayyidina Muhammad.

  11. Shalat Ied di masjid.

  12. Menggunakan Madzhab Empat dalam Fikih.







  • Muhammadiyah








  1. Syeikh Muhammad Khatib al-Minangkabawi memiliki pengaruh yang besar.

  2. Saat shalat Subuh, tidak membaca qunut.

  3. Tidak membaca selawat saat selesai shalat.

  4. Tarawih bisa delapan rakaat.

  5. Niat salat tidak perlu membaca Ushalli.

  6. Niat puasa serta wudlu tanpa dijahr-kan.

  7. Tidak boleh Tahlilan, Dibaiyah, Berjanzi dan Selamatan.

  8. Saat dzikir setelah shalat dengan suara pelan.

  9. Saat Adzan Subuh tanpa Ashalatu khairu minan Naum.

  10. Adzan Jum’at cukup satu kali.

  11. Tidak perlu menggunakan kata Sayyidina.

  12. Salat eId bisa di lapangan.***


Tags

Terkini