KONTEKS.CO.ID – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menyampaikan permintaan maaf kepada Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Gus Irawan.
Hal itu Kepala BNPB sampaikan karena sebelumnya sempat menilai bencana banjir yang menimpa Tapsel tidak terlalu mengkhawatirkan.
"Pak (Bupati), saya surprise (terkejut), saya tidak mengira (bencana banjir) sebesar ini. Saya mohon maaf, Pak Bupati. Bukan berarti kami tak peduli," ungkap Suharyanto sewaktu menyambangi Desa Aek Garoga, Batang Toru, Tapsel, Sumatra Utara, Senin 1 Desember 2025.
Baca Juga: Menteri UMKM Tegaskan Pentingnya Sterilisasi Pasar Domestik dari Produk Impor
Lebih lanjut disampaikan, kunjungannya ke Tapanuli Selatan hingga Utara adalah bentuk kepedulian. Pihaknya memastikan pemerintah selalu ingin membantu masyarakat.
"Kami tentu saja hadir di Tapanuli ini demi membantu seluruh masyarakat," tandasnya.
Bukan Bencana Nasional
Dikabarkan sebelumnya, pemerintah tidak menetapkan banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra berstatus bencana nasional.
Baca Juga: Mengaspal Resmi All New Honda Vario 125 Berubah Total, Kini Punya Tipe Street
Kepala BNPB Suharyanto beralasan, skala dan karakteristik bencana di Sumatea saat ini belum memenuhi kriteria yang digunakan pemerintah dalam menetapkan status bencana nasional.
“Yang dimaksud status bencana nasional yang pernah ditetapkan oleh Indonesia itu kan COVID-19. Sementara bencana-bencana tsunami 2004. Hanya dua itu yang (status) bencana nasional,” tegasnnya saat konferensi pers secara online di Jakarta, pada Sabtu 29 November 2025.
Dia menambahkan, banyak bencana besar di Tanah Air yang sebelumnya tetap ditangani oleh pemerintah dalam skala daerah tanpa berstatus nasional. Antara lain, gempa Palu, NTB, dan gempa Cianjur.
Baca Juga: Telkom Siapkan Berbagai Program Dukung Digitalisasi Pembelajaran
Menurut dia, penetapan status nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk jumlah korban dan tingkat kesulitan akses. ***