KONTEKS.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut dampak insiden ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta jauh lebih besar dari perkiraan. Banyak siswa kini mengajukan pindah sekolah karena trauma mendalam setelah peristiwa Jumat, 7 November 2025 itu.
“Ternyata dampaknya juga di luar dugaan saya, banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah. Nah, inilah yang juga menjadi pikiran,” ujar Pramono di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Minggu 16 November 2025.
Pramono menegaskan telah meminta sekolah dan Dinas Pendidikan DKI menyusun langkah pemulihan yang konkret. Ia tak ingin kecemasan siswa berlarut-larut dan menghambat kelancaran proses belajar.
Baca Juga: Mendikdasmen Abdul Mu’ti Turun Tangan Usut Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully Sejak MPLS
“Saya sudah minta kepada sekolah dan termasuk Ibu Kepala Dinas, ini dirumuskan secara baik. Karena saya enggak mau kemudian dampaknya sampai panjang,” lanjutnya.
Ia memastikan pembelajaran daring hanya berlaku sampai Senin, 17 November 2025.
Setelah itu, guru dan siswa akan diundang untuk menentukan pilihan: kembali tatap muka atau tetap daring, sesuai kondisi psikologis masing-masing.
“Hari Senin besok mereka akan mengundang para murid dan juga guru, untuk diberikan pilihan, apakah mereka akan sekolah langsung atau melalui daring,” kata Pramono.
Baca Juga: Deni Apriadi Rahmah Mengaku Sebagai Sister Hong Lombok, Pria yang Mengekspresikan Diri Lewat Jilbab
96 Orang Terluka Akibat Bom SMAN 72, Motif Pelajar Masih Diselidiki
Ledakan terjadi sekitar pukul 12.15 WIB, saat khotbah Jumat berlangsung di masjid komplek Kodamar TNI AL, Kelapa Gading. Saksi mendengar dua ledakan dari titik berbeda. Kepanikan langsung menyapu area sekolah.
Peristiwa itu mengakibatkan 96 orang terluka. Beberapa di antaranya mengalami luka cukup serius.
Penyelidikan awal polisi mengarah pada dugaan bahwa pelaku merupakan salah satu siswa yang sebelumnya diduga mengalami perundungan.
Baca Juga: Thailand Kuasai Kumamoto Masters 2025, Jepang Kehilangan Dua Podium Tertinggi