KONTEKS.CO.ID – Tenaga ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Antony Winza Prabowo, mengatakan, operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Gubernur Riau, Abdul Wahid, merupakan wujud komitmen Presiden Prabowo Subianto.
"Pak Prabowo itu sangat tegas dengan mengatakan bahwa sudah tidak ada tebang pilih tanam, sudah tidak ada lagi namanya pandang bulu," kata Antony di Jakarta, Jumat, 7 November 2025.
Ia menyampaikan, sikap Presiden Prabowo sangat terang dalam pemberantasan korupsi atau membasmi koruptor.
"Bahkan kalau ada di lingkungan terdekatnya, bahkan di kabinet, bahkan di partainya sendiri, bahkan di daerah, semua dibabat habis," ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Riau Abdul Wahid Di-OTT KPK, APPSI Imbau Kepala Daerah Tak Temui Para Pemain Proyek
Antony menyampaikan, Presiden Prabowo berulang kali menyampaikan komitmen perang terhadap korupsi.
"Bahkan dikatakan juga bahwa korupsi itu seperti penyakit gitu ya, seperti kanker stadium empat," katanya.
Artinya, korupsi di Indonesia sudah sangat akut. Untuk mendeteksi kanker, memerlukan sistem kesehatan yang bagus.
"Kita butuh CT scan, PET scan, dan segala macam. Tahu-tahu sudah stadium empat, itu sangat sembunyi, di dalam ruang-ruang gelap," katanya.
Ia menegaskan, terungkapnya praktik korupsi, khususnya Gubernur Abdul Wahid, menunjukkan bahwa elemen penegak hukum bekerja sebagaimana alat-alat kesehatan mendeteksi kanker.
"Artinya, sistem pemerintahan, penegakan hukum di era Pak Prabowo ini bukan lemah, justru itu menunjukkan sistem kita berjalan," ujarnya.
Atas dasar itu, Pemerintahan Prabowo menyayangkan jika masih ada kepala daerah tetap melakukan korupsi. Terlebih, mereka sudah diberikan arahan tidak boleh korupsi.
"Kami harus apresiasi adalah para aparat penegak hukum yang menyalakan sistem itu dengan sangat baik, sehingga ketemu," ujarnya