KONTEKS.CO.ID - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menegaskan pentingnya adopsi teknologi dalam proses produksi sebagai kunci peningkatan daya saing UMKM, baik di pasar nasional maupun global.
“Kita tidak boleh membiarkan UMKM tertinggal di tengah disrupsi teknologi dan persaingan global. Penguatan teknologi produksi adalah langkah strategis agar produk lokal mampu bersaing dan mengambil peran lebih besar di pasar dalam negeri maupun internasional,” ujar Wamen Helvi saat membuka PRABU (Produk Anak Bangsa Unggulan) Expo 2025 di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Menurutnya, PRABU Expo 2025 menjadi ajang strategis untuk mempromosikan produk unggulan, memperluas kolaborasi bisnis, serta membuka akses terhadap dukungan pemerintah dalam peningkatan proses dan manajemen produksi.
Baca Juga: Skandal Whoosh, Saut Situmorang: KPK Mandek, Rakyat Harus Bergerak!
Tema “Produk Anak Bangsa, Unggul dan Berdaya Saing” diangkat sebagai simbol kemandirian dan inovasi UMKM Indonesia.
Berdasarkan data Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM, masih terdapat 16,05 juta UMKM dari 30 juta UMKM yang menggunakan peralatan manual dan semi-manual dalam kegiatan produksinya.
“Jika kesenjangan teknologi ini tidak segera diatasi, UMKM berisiko tertinggal, apalagi di tengah derasnya produk impor murah,” kata Helvi.
Sebagai bentuk dukungan konkret, pemerintah meluncurkan skema Kredit Investasi Padat Karya (KUR Padat Karya) dengan target penyaluran Rp20 triliun pada 2025 untuk membantu UMKM bertransformasi menuju teknologi modern sekaligus memperluas penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga: Kejagung Cecar Dirut Bismacindo Perkasa Soal Korupsi Laptop Nadiem Dkk
Selain itu, melalui program Help Me Grow, pemerintah memfasilitasi bantuan alat dan mesin produksi bagi UMKM terpilih dengan dukungan lembaga keuangan, BUMN, dan industri besar.
“Saya mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, perbankan, dan pegiat usaha adalah kunci agar UMKM tidak hanya tumbuh, tetapi juga naik kelas melalui penerapan teknologi,” ujar Wamen Helvi.
Ia menambahkan penguatan pemasaran digital juga menjadi fokus penting. Saat ini, sebanyak 25 juta UMKM telah onboarding di platform e-commerce. Ke depan, diharapkan bukan hanya jumlahnya yang meningkat, tetapi juga kualitas dan daya saing produknya.
Baca Juga: Prabowo Pasang Badan Bayar Utang Whoosh, Pengamat: Duitnya dari Mana?